Tak pernah tahu 'kan? Kapan dan di mana cinta itu datang juga dari siapa dan untuk siapa? Itulah yang tengah seorang gadis yang berasal dari desa alami. Nayla Devina namanya, gadis belia yang mendapatkan cinta tulus dari seorang pemuda di tempat kerjanya. Nayla hanya gadis putus sekolah yang bekerja di toko Accesories itu awalnya tak menduga kalau ternyata ada seorang pemuda yang menyukainya pada pandangan pertama. Awal mula hannya tak sengaja kedua pasang mata keduanya beradu tatap untuk pertama kalinya hingga terjadilah aksi curi-curi pandang yang menimbulkan getaran rasa yang entahlah karena untuk pertama kalinya juga Dimas Nugraha merasakannya. Pertemuan untuk pertama kalinya yang hanya berlangsung sebentar itu terus terbayang dibenak Dimas, wajah ayu tanpa polesan make up dengan ciri khas senyuman yang sangat manis menurutnya itu terus membayanginya. Suatu tekad untuk mengenal lebih jauh pada akhirnya muncul dari diri Dimas, satu keberanian untuk menjalin hubungan dengan seorang gadis untuk pertama kali pun terjadi. Satu keberhasilan yang tak terduga sebelumnya dari Dimas karena untuk meyakinkan Nayla butuh berbulan-bulan lamanya. Beruntunglah Dimas karena pada akhirnya Nayla menerimanya sebab gadis itu pun merasakan hal yang sama.
Lihat lebih banyakDimas juga Dian, dua sahabat ini memakirkan kendaraan roda dua mereka di pelataran sebuah toko bertulis Accesories Collection yang berada di Jl. Raya Lamper no. 562 Semarang.
Keduanya turun setelah kendaraan terparkir pada tempatnya. Berbarengan beranjak masuk ke dalam toko yang terlihat biasa saja dari luar, tapi begitu masuk sudah pasti terpana melihat seisi toko yang penuh dengan warna.
Pasti banyak yang tidak menduga kalau toko Accesories Collection memiliki beberapa cabang yang tersebar di beberapa tempat di kota Lumpia ini memang sangat terlihat biasa saja dari luar. Akan tetapi saat sudah menginjakkan kaki masuk, mata ini pasti langsung dimanjakan dengan beraneka macam accesories, mainan, alat tulis, juga masih banyak pernak pernik lainnya.
"Wow, penuh warna ya Dim," ucap Dian begitu menginjakkan kaki di pintu masuk, matanya ke sana-ke mari meneliti seisi toko.
"He'em," sahut Dimas, pandangannya juga ke sana-ke mari merasa kagum. Tidak meyangka sebelumnya kalau ternyata toko yang terlihat biasa dari luar itu begitu menarik dipandang saat sudah berada di dalamnya.
"Selamat siang, ada yang bisa dibantu Mas?" sapa salah satu karyawan dengan tersenyum manis kepada keduanya.
"Eh." Dian menoleh,"he'em ya dek, eh. Mbak maksudku." Terlihat salah tingkah dengan diiringi cengiran karena sudah salah ngomong. Ia mengira yang menyapanya bukanlah karyawan toko tersebut, tapi setelah melihat perempuan di hadapannya juga memakai Id Card yang sama dengan yang lainnnya.
"Mau lihat-lihat dulu dek, eh." Buru-buru menutup mulut.'Ini mulut kenapa salah mulu ya,' batinnya."Hehehe ma-af." Mengatupkan kedua tangan.
Lagi-lagi Si karyawan yang tidak lain adalah Nayla hanya tersenyum manis.
"Ndak papa kok Mas, silakan." Merentangkan kedua tangan, mempersilakan.
Setelahnya Dian beranjak melangkahkan kaki menuju etalase paling ujung yang terdekat dari pintu masuk serta bersebelahan dengan meja kasir. Ia tertarik dengan isi etalase itu.
Sedangkan Dimas, sedari masuk tadi saat pandangannya juga meneliti seisi toko, secara tidak sengaja bertemu tatap dengan seorang gadis yang terseyum sangat manis kepadanya. Pandangannya terkunci pada senyuman itu, bibirnya sedikit terangkat membentuk seulas senyum tulus, bisa dibilang senyuman pertama yang keluar dari bibirnya yang cukup jarang tersenyum pada lawan jenis.
Pandangan Dimas tak lepas untuk beberapa saat dari senyuman manis Si gadis yang terlihat masih usia remaja itu. Untuk pertama kalinya ia melihat senyuman yang amat sangat manis dari orang yang belum dikenalnya dan tidak disangka otaknya merespon serta hatinya pun ikutan mendorong untuk membalas dengan senyuman juga.
Biasanya ia hanya bersikap biasa saja saat ada perempuan yang menebar senyum padanya, cenderung bersikap cuek. Bukannya sombong, tapi memang itulah dirinya yang tak terlalu suka tebar pesona pada perempuan. Akan tetapi tetap saja masih ada banyak yang modus ingin mendekatinya.
Pernah ada kejadian dimana ia merespon kemodusan dari teman baru dikelasnya waktu masih SMA, tapi malah yang terjadi selanjutnya disalah artikan karena teman barunya itu sudah lama ingin mendekatinya. Si teman baru sengaja pindah sekolah demi ingin mendekatinya. Dan tanpa persetujuan darinya Si teman malah mengaku-ngaku jadi teman yang sangat spesial di belakangnya. Dari kejadian itu, dirinya tidak lagi terlalu merespon setiap ada teman perempuan yang mendekatinya dengan adanya niat yang tersembunyi.
"Dim! Kok masih di situ?" panggil Dian.
"Hah, eh." Tersadar dari keterpukauannya pada Si gadis pemilik senyuman manis itu. Tersenyum kikuk pada Nana (nama panggilan Si gadis) salah satu karyawan toko Accsesories Collection yang masih dalam masa training berjarak setengah meter di hadapannya.
Nayla yang sedari tadi juga memerhatikan keterpukauan Dimas padanya ikutan senyum, lalu kembali melanjutkan pekerjaannya.
"Dim, bagusan yang mana jika yang makai cewek?" tanya Dian sembari memperlihatkan dua macam jam tangan cewek padanya.
"Hah!" Lagi-lagi Dimas tidak fokus, justru keasyikkan curi-curi pandang pada Nayla yang sedang melayani pembeli lain.
"Dim, bagusan yang mana?"
"Tanya sama Mbak ... Fira aja deh, mungkin lebih tau, iya kan Mbak?" Melemparkan pertanyaan Dian pada Fira yang jaga pada bagian itu.
"Ck." Dian hanya berdecak, sudah pasti Dimas akan seperti itu jika dirinya bertanya perihal kesukaan perempuan, dan sering bilang "aku tak terlalu tau."
Dimas kembali melanjutkan aksi curi-curi pandang dengan Nayla, entah kenapa hatinya tiba-tiba menghangat setelah melihat senyuman manis Nayla.
****
Berawal dari kejadian di toko tadi siang, malam harinya saat Dimas selesai siaran dan dirinya seperti biasa tidak langsung pulang ke kost-an karena sudah dini hari. Ia merasa tidak enak kepada yang lain kalau pulang di waktu penghuni serta pemilik kost istirahat.
Dimas Nugraha adalah salah satu penyiar radio Adela. Ia juga seorang mahasiswa disalah satu Universitas Negeri di Kota Lumpia.
Di Kota Lumpia ini ia ngekost bersama Dian, teman seangkatannya serta berasal dari kota yang sama meski beda kecamatan yaitu kota Ukir Jepara.
Berkali-kali Dimas memejamkan mata, juga bolak-balik mengganti posisi tidur di sofa panjang depan ruang siaran agar bisa segera terlelap. Akan tetapi sudah lebih dari 30 menit semenjak dirinya merebahkan tubuh, tapi tidak kunjung mengantuk.
"Argh ...!" Meraup wajah dengan asal."Kenapa ndak kunjung ngantuk sih, kenapa juga tiap merem malah wajahnya yang terus teringat." Menghela nafas panjang,"hah! Ada apa denganku? Astagfirullah ... kenapa ini, kok malah terus kebayang senyum manisnya Ya Alllah." Kembali meraup wajah.
Dimas benar-benar tidak habis pikir kenapa gadis dengan senyuman manis yang ia temui tadi siang malah membuatnya terus terbayang. Biasanya selesai siaran jam 02.00 pagi ia langsung bisa tertidur hingga waktu Subuh tiba, tapi pagi ini tidak.
"Cantik juga sih, meski ndak terlalu putih, ndak pakai make up juga, tapi kenapa tetap terlihat menarik ya? Apalagi senyumnya, uh ... manis banget." Malah asyik mengagumi Si karyawan tadi siang.
"Usia berapa ya? Kok, kelihatannya masih remaja." Masih saja ia mengagumi Si karyawan yang tak lain adalah Nayla.
Dimas masih terus saja terbayang, wajah ayu serta senyuman manis Nayla yang sudah membuatnya tidak kunjung bisa terlelap.
****
Tak hanya satu malam saja, akan tetapi setelah kejadian tidak bisa tidur karena terus terbayang akan senyuman manis Nayla. Kegelisahn Dimas masih terus berlanjut hinggga hari-hari berikutnya. Meski Dimas tidak ada jadwal siaran, di tempat kost pun sama, terus saja terbayang senyuman manis serta wajah ayu Nayla saat akan tidur, serta membuatnya terus-terusan terjaga hingga dini hari.
Dan benar adanya, setelah perjumpaanya kembali dengan Si karyawan pemilik senyuman manis Dimas jadi terus ketagihan dan ingin terus jumpa sampai-sampai ia melakoninya hingga 4 bulan lamanya.
Ada rasa yang entahlah juga kepuasan tersendiri setelah nelihat si pemilik senyum manis yang masih belum ia ketahui namanya karena selama ini Dimas tidak kepikiran untuk melihat Id Cardnya.
Tanpa disadari oleh Dimas selama ini, saat melakukan aksi curi-curi pandang dengan si pemilik senyum manis di tempatnya bekerja, dengan beberapa kali dalam seminggu datang justru membuat Nayla semakin yakin kalau Dimas adalah salah satu penyiar dari radio yang sering di dengarnya, kurang lebinya selam tiga bulan terakhir.
Nayla Devina memang selalu mendengarkan radio Adela sebelum benar-benar tertidur hampir setiap malam. Berawal dari suatu malam saat ia tidak kunjung bisa memejamkan mata, sementara teman-temannya sudah terlelap, ditambah lagi Nadia yang tidur di sebelahnya mendengkur dengan posisi tidur menghadapnya. Ia yang merasa terganggu dengan suara dengkuran itu mengakalinya dengan menyalakan radio di handphonenya.
Saat tengah mencari-cari saluran yang enak didengarkan ia menemukan satu acara yang awalnya membuatnya terheran serta ingin mendengarkan lagi di hari berikutnya dan keterusan hingga sekarang.
Saking sering ia mendengarkan satu saluran yairu radio Adela membuatnya lama-lama tahu siapa saja penyiar pada jam siar malam, serta mulai hafal dengan suara beberapa penyiar yang sering siaran acara malam di radio itu.
Dan seringnya Dimas datang ke toko tempatnya bekerja meski tidak setiap datang selalu berinteraksi dengannya, tapi karena ia sudah mengenali suara Dimas yang sangat mirip dengan si penyiar radio Adela. Saking yakinnya suatu malam saat hari libur ia memberanikan diri melakukan panggilan suara ke radio Adela yang kebetulan malam itu Dimaslah yang sedang siaran."Masa sudah sering lihat tidak tahu namaku sih Kak," ucapnya saat Dimas menanyakan siapa namanya.
"Baru pulang?" tanya pak Kusdi yang baru berhenti, lalu turun dari motor."Nggeh Pak. Ngisi juga," jawab Agus sembari melihat jok motor pak Kusdi yang langsung dibuka.Pak Kusdi mengangguk, lalu melangkah masuk ke dalam toko, mungkin ingin membeli sesuatu sekalian mengisi bahan bakar kendaraannya."Pantesan yang di rumah keenakan ketemuan setiap pagi, tambah lengket juga ke adiknya. Lha ditinggalnya seharian sih, tiap hari pula. Ck." Berdecak dan menggeleng, lalu melanjutkan gumamannya. "Ndue bojo seh bocah yo ngonolah, seh kakean polah (punya istri masih remaja ya begitulah, pastinya kebanyakan tingkah). Hn, begituhlah kalau sudah menampik yang sudah jelas tahu ini-itu, tapi yang didapat malah bocah. Bocah ngono wae ko nggolekine adoh-adoh." Bu Wati dengan sengaja bergumam seperti itu serta sekilas melirik sinis saat Agus tengah memundurkan motor sebelum meninggalkan lokasi karena masih menunggu kembalian dari si penjual bensin. Meski hanya gumaman, tapi Agus sebenarnya mendengar se
"Kenapa bisa tumpah?" tanya Nayla sembari membalikkan panci berisi mie rebus yang telah tumpah diatas kompor. "Bisalah," sahut Andi sembari terus meniup jari tangannya yang masih terasa panas akibat memegang panci tanpa alas."Kok sampai pancinya tengkurep seperti ini," gumam Nayla pelan, tapi masih bisa didengar oleh Andi yang memang masih berdiri tak jauh jadi tempat Nayla berdiri. "Bisalah, kan tadi panas banget Nay," sahut Andi cepat.Mendengar sahutan Andi, Nayla langsung menoleh. "Ngangkatnya ndak pakai lap? Trus karena panas langsung pancinya kamu lempar?"Andi langsung mengangguk, sedangkan Nayla menggeleng. "Kan ada lap di dekat kompor. Kalau langsung kamu pegang emang panas banget. Ap .…""Ndak kepikiran, keburu laper Nay," sahut Andi cepat, memotong ucapan Nayla sembari melangkah, sepertinya ingin duduk. Nayla menghela nafas dan menggeleng mendapati tindakan ceroboh iparnya yang kini sudah mulai duduk. Lalu, mengambil segelas susu coklat yang sudah dibuat sendiri di ata
Dimas menghela nafas dan menggeleng ketika masuk kamar karena kembali mendapati pemandangan yang sama. Dian masih saja setia rebahan dari sebelum ia mandi hingga sekarang. Sudah jadi kebiasaan teman satu kamarnya itu kalau hari libur. Seperti pagi ini, bermalas-malsan sembari mendengarkan musik dari aplikasi Yu Kub. Walau menangis pilu hati ini Sayangku akan tetap abadi Sampai akhir masa kan kunanti Hanya kau yang aku sayangiPemuda yang sedang tengkurap di pembaringan itu ikut menyanyikan lagu yang sedang terputar. Sumpah mati bukan maksud di hati Tuk meninggalkan dirimu oh kasih Kumelangkah pergi karna janji Usah kasih engkau bersedih Cintaku suci … hanya satu untuk dirimu Ku percaya padamu … kasih ku akan menunggumuLanjutnya diikuti gerakan menikmati musik. Namun, Dimas justru diam ditempat begitu mendengar lirik, 'cintaku suci … hanya satu untuk dirimu.' Bibirnya pun siap bergetar andaikan tidak segera digigitnya kuat.Entah kenapa dengan hatinya yang begitu sensitif sa
'Katanya sudah dapat menantu cantik, rajin, baik, ini-itu ada semua, tapi anaknya kok masih jalan sama mantan. Itu si mantu masih ada yang kurang atau justu anaknya yang masih menginginkan mantan?''Mantunya tetangga yang sering kalian banggakan itu.'Ucapan bu Wati tadi, sebelum acara Istigosah yang rutin diadakan setiap hari Sabtu dimulai kembali berputar. Entah kenapa kalimat itu seolah-olah ditunjukkan padanya, sebab setelah perempuan paruh baya itu berucap, ibu-ibu yang lain pun saling berbisik dan bersusulan meliriknya. Bermacam ekspresi pun menghiasi wajah mereka. 'Sudah dapat menantu cantik, rajin, baik, serta ini-itu, ta-pi anaknya masih jalan sama mantan? Itu siapa ya?' Nayla bertanya-tanya dalam hati. Ia termenung dan mencoba mencerna maksud dari ucapan tetangganya itu.'Siapa yang sudah punya menantu sesuai yang diucapkan, tapi anaknya masih menjalin hubungan dengan mantannya?' Masih diulang karena tak kunjung menemukan jawabannya.'Kok setelah ibu yang tadi mengatakan ma
Ketiga pria dewasa itu saling pandang ketika teman satu profesinya turun dari kendaraan yang beberapa detik tadi berhenti, lalu disusul seorang perempuan.'Sama siapa dia?' Satu pertanyaan yang sama mewakili benak masing-masing. Mereka juga kompak mengernyit saat mengetahui siapa perempuan itu. "Siap-siap ada kehebohan," gumam Heri sembari melirik perempuan itu. "Lupakah kalau sekarang udah ada yang menanti," timpal Imron. "Kasihan, ban motornya bocor," ucap Agus sembari berlalu. "Kira-kira bakal ada kehebohan gak setelah ini?" tanya Heri setelah Agus benar-benar meninggalkan lokasi. "Entah," sahut Imron yang masih menatap laju motor Agus yang sudah sampai pinggir jalan. "Menurut kalian seandainya Agus beneran jadi sama ponakannya Budhe cocok gak?" tanya Heri lagi sembari melirik kedua temannya yang masih menatap ke jalan. Kedua pria dewasa di hadapannya kompak menggeleng. "Cocok sama yang sekarang sih, meski masih bocah, tapi tingkah laku dan pikirannya terlihat lebih dewasa.
[Lagi apa Na] [Sibuk gak][Balas dong Na][Pasti lagi sibuk, maaf kalau ganggu]Empat chat dari Faiz terkirim tiga puluh menit yang lalu baru Nayla buka. Ia menghela nafas setelah membaca. Sejak pertemuan mereka disuatu pagi, pemuda yang sampai saat ini masih menyimpan rasa cinta untuknya, serta belum tahu akan status yang sudah hampir empat bulan disandangnya ini telah ganti. Hampir setiap hari pemuda itu mengirim pesan padanya, entah tanya kabar atau aktivitas. Tak hanya itu, karena tlah berulang kali ingin melakukan panggilan vidio, namun untuk ajakan itu berhasil ditolak dengan berbagai alasan yang sekiranya bisa meredam rasa penasaran.Mungkin kesempatan bertemu yang memang hanya sebentar bagi pemuda itu terasa belum cukup, serta beberapa pertanyaan khusus untuknya masih menggantung jawabannya. Maka dari itu, Faiz selalu saja meluangkan jarinya beberapa detik untuk mengetik sesuatu yang sepele tapi mampu membuatnya berdebar kala langsung mendapat tanggapan dan merasakan sensasi
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen