Istri yang Disia-siakan Ternyata Pewaris Kesayangan

Istri yang Disia-siakan Ternyata Pewaris Kesayangan

Oleh:  Galuh Arum  Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
5 Peringkat
154Bab
48.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Tak dianggap istri dan di hina sebagai wanita jelek dan buruk rupa membuat Anggita naik pitam. Apalagi hinaan sang mertua yang menyebutnya pembantu di rumah adik iparnya, membuat Anggita sudah tak sabar untuk tetap diam, apalagi suaminya Beni yang terang-terangan berselingkuh membuat ia harus kembali pada jati dirinya dan membalas semua perlakuan keluarga suaminya.

Lihat lebih banyak
Istri yang Disia-siakan Ternyata Pewaris Kesayangan Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
default avatar
Rhanii Lhanyy
Istri yg di anggp sepele
2024-05-02 09:59:03
0
user avatar
Siti Khoiriyah
semangat kak
2024-03-01 18:38:44
0
user avatar
Siti Khoiriyah
Ceritanya seruuu
2024-02-28 21:39:53
0
user avatar
Sasha
suka sama ceritanya
2024-01-30 11:11:26
0
user avatar
Indah Susanti
Ditunggu kelanjutan nya thor
2023-12-23 17:26:33
1
154 Bab
Aku Menantu Bukan Pembantu
"Ih, bukan! Anak sulung saya mah sudah duda. Anggita itu mah cuma sistem rumah tangga, alias pembantu.”Tak jauh dari situ, Anggita terbelalak mendengar ucapan ibu mertuanya. Bukan hanya mengatakan bahwa suaminya sudah duda padahal jelas-jelas ia ada di sana, mertuanya itu juga menganggap Anggita sebagai pembantu rumah tangga."Aduh, kirain. Maaf ya, Bu Neni.” Bu Neni, mertua Anggita, mengibaskan tangannya. “Lagian masa menantuku dandannya begitu. Yang ada aku malu!”“Iya nih, Bu,” timpal salah seorang ibu-ibu. “Masa menantunya Bu Neni cuma pake daster lusuh di acara begini. Nggak mungkin, lah.”Obrolan mereka makin membuat Anggita panas dan sakit hati. Gadis itu menunduk memandangi daster lusuh yang ia kenakan sejak tadi pagi karena ia harus terus-menerus berkutat di dapur untuk memasak konsumsi acara syukuran rumah baru adik iparnya.Namun, itu tidak mengubah kenyataan bahwa ia adalah istri dari anak pertama Bu Neni, Beni. “Kalau begitu, boleh dong si Beni dikenalin ke anak saya,
Baca selengkapnya
Keputusan yang harus di ambil
“Suamiku bukanlah seorang duda!”Baru selangkah Anggita mendekati kerumunan ibu mertuanya bersama wanita yang dibawa oleh sang suami, Anggita tiba-tiba ditarik masuk ke arah dapur oleh Anita, adik iparnya.“Mau ngapain, Mbak?” desis wanita yang lebih muda dari Anggita tersebut. “Jangan macam-macam! Aku enggak mau Mbak merusak acara ini.”“Apa-apaan kamu, Nit? Aku mau kasih tahu ke semua orang di luar sana kalau kakak iparmu itu punya istri!”Anita tampak meremehkan. “Dengan penampilan Mbak yang lusuh begini? Bikin malu, Mbak!” ucapnya. “Udahlah, urusan Mbak Anggita sama Mas Beni selesaikan saja di rumah.”Anggita terperangah. "Nit, kamu jahat banget. Kamu enggak memiliki empati sedikit pun sama aku? Kita di sini sama-sama menantu. Bagaimana kalau suamimu tiba-tiba membawa pulang wanita lain?" "Mbak, maaf ya. Bukan enggak memiliki empati sama Mbak Anggita. Hanya saja, aku pikir wajar ya kalau Mas Beni itu mencari wanita lain." Sembari mengatakan itu, Anita menatap Anggita dari ujung k
Baca selengkapnya
Kembali Pulang
“Pulanglah. Akan Kakak jemput.”Meskipun Anggita belum menjelaskan apa pun pada kakaknya tersebut, walaupun ia pernah terlibat pertengkaran dengan ketiga kakak laki-lakinya karena mereka menentang pernikahan Anggita dengan Beni, kakak bungsunya tersebut tetap saja menerimanya saat Anggita mengatakan ingin pulang.Segera, Anggita mengumpulkan barang-barangnya dan memasukkan mereka ke dalam tas. Untungnya, selama menikah dengan Beni, ia tidak memiliki banyak baju maupun barang-barang lain.Tanpa menunggu lebih lama, Anggita menjinjing tasnya keluar rumah."Heh! Mau ke mana kamu?" Sampai di ruang tamu, tiba-tiba ibu mertua Anggita menghadang. Rupanya Bu Neni sampai di rumah saat Anggita hendak keluar. Wanita paruh baya tersebut melirik tas Anggita dengan pandangan sinis.“Mau kabur ya!?” tuduh Bu Neni. Ia langsung berteriak memanggil putra sulungnya. "Beni! Lihat istri kamu nih. Dia mau minggat diam-diam. Bawa banyak barang lagi."Anggita menatap ibu mertuanya tersebut. "Aku mau pulang,
Baca selengkapnya
Putri Bungsu Kesayangan
"Untuk apa kamu datang ke sini!?" Anggita sontak menoleh. Baskoro, kakak pertamanya, kini berdiri di tengah ruang keluarga, menatap lurus ke arah Anggita. Suara Baskoro ditambah tatapan dingin pria itu membuat tubuh Anggita bergetar hebat karena ketakutan."A-aku--" Anggita terbata-bata. “Kak, a-aku–”"Aku yang menjemputnya, Kak,” sela Andre, membantu Anggita. Ia merangkul bahu adik bungsunya di hadapan Baskoro. “Dia mau meminta maaf."Anggita mengangguk. “Kak Bas … aku salah. Aku minta maaf….”Ia kemudian menunduk, merasa malu sekaligus takut. Kedua tangannya terasa dingin dalam keheningan karena Baskoro tak kunjung mengatakan apa pun.Baru ketika sampai di rumah ini tadi, Anggita terpikirkan sebuah kemungkinan.Bagaimana jika kakak pertamanya itu tidak mau menerimanya kembali? Apakah ia akan berakhir di jalanan? Ia tidak punya tempat lain untuk–“Apa-apaan penampilanmu itu? Laki-laki yang kamu pilih tidak bisa membelikanmu baju yang pantas?” Mendengar suara Baskoro, Anggita kembal
Baca selengkapnya
Bertemu Mantan
Seminggu kemudian, Anggita sudah menenangkan hati lebih baik dan mencoba untuk memikirkan apa yang akan ia lakukan pada calon mantan suaminya dan keluarganya.Hari ini ia berencana menemui sang kakak ketiga. Sudah rindu tak lama berjumpa, apalagi saat melihat wajah tampan itu di layar kaca. "Kenapa aku tak dari dulu saja berpenampilan seperti ini, ah rasanya membuat jengkel jika mengingat kebodohan saat itu," Anggita bergumam sendiri."Nah, jika seperti ini 'kan kamu sudah terlihat seperti putri bungsu dari keluarga kita. Bukan seperti pembantu. Jika seperti ini aku tidak akan malu mengakuimu lagi sebagai saudara," ujar Andre. Andre muncul di kamar Anggita yang lupa ia tutup dan memudahkan orang lain masuk.Anggita menoleh dengan mimik wajah masam, lalu mencubit lengan sang kakak. Seringkali Andre menggodanya, tapi memang benar apa yang terlontar dari mulut sang Kakak."Sudahlah Kak jangan terus-terusan mengejekku seperti itu."Andre mengangkat tangannya pertanda jika dirinya tidak a
Baca selengkapnya
skandal Besar
Ucapan dari Beni, membuat Evan marah. Ia tidak terima adiknya direndahkan demikian, dirinya sudah hendak memukul Beni. Namun, Anggita menghentikannya. Wanita itu kembali menoleh menatap ke arah Beni yang tengah tersenyum mengejek ke arahnya."Jaga bicara kamu, yang selingkuh dan memiliki simpanan itu kamu bukan aku. Lihat saja, tunggu surat gugatan cerai dari aku!" Anggita tak mau membuat orang melihat ke arah mereka, ia langsung menarik Evan menjauh dari Beni. Beni terdiam, mendengar apa yang diucapkan oleh Anggita ia tidak bisa membalasnya. Bisa-bisanya sekarang wanita itu sudah berani menjawab dengan nada keras seperti itu. Dirinya heran mengapa penampilan Anggita kini sangat berbeda jauh, kini terlihat cantik dan anggun."Bagaimana bisa istri lusuhmu itu menggandeng lengan dari Evan dan penampilannya terlihat lebih segar?" tanya Sandra heran. "Aku juga tidak mengerti kenapa bisa penampilan dia berbeda. Baru saja keluar rumahku seminggu, sudah menjadi simpanan." Beni kesal, bag
Baca selengkapnya
Salah Paham
“Siapa yang melakukan hal itu dan menyebarkan gosip murahan itu?” Baskoro terlihat marah.Evan memperhatikan foto yang diunggah seseorang, itu kejadian yang terjadi di hotel saat ia dan Anggita bertemu dengan mantan suami sang adik. Namun, ia tak menyangka akan terjadi hal seperti itu. Mana tahu jika ada yang membuat gosip tak sedap seperti itu. “Rese banget sih, ini pasti ulah Beni, Kak. Aku yakin dia itu yang melakukan hal semacam ini.” Anggita bicara dengan menggebu karena kesal akibat ulah sang mantan suami. Baskoro meremas taplak meja, ia bersumpah akan membuat mantan suami adiknya itu menjadi gelandangan. Tidak ada ampun untuk mereka yang membuat sang adik mengeluarkan air mata sedikit apa pun.“Biarkan saja, nanti aku yang urus semua. Kita kembali makan, jangan buang-buang tenaga menghadapi hal seperti itu.”Mereka kembali makan, walau seperti itu Evan merasa tak tenang. Ia pun melirik sang Kakak yang tenang saat makan. Evan kembali berpikir apa yang akan di lakukan oleh
Baca selengkapnya
Aku Bukan Suster
Bunga menarik Anggita untuk berkumpul dan berkenalan dengan beberapa ibunya temannya. Mereka langsung menyambut dengan hangat. “Wah Tante Bunga, cantik, ya. Kenalin mamanya Arian.” “Eh, iya. Mama Arian, salam kenal.” Lalu kembali beberapa ibu dari temannya sudah di kenalkan oleh Bunga. Ternyata, keponakannya itu adalah anak yang riang dan baik hati. Bahkan, tak mau terlihat kaya di depan beberapa temannya. “Bunga senang deh sudah ada tantenya,” ujar Mama Arian. “Iya kebetulan aku akan menghabiskan waktu di Indonesia. Kangen juga sama Bunga. “ Acara ulang tahun pun di mulai, anak-anak semua bergembira termaksud Sasy teman sekelas Bunga. Anggita duduk dengan meminum es kopi. “Untung saja mereka tak menyebut aku suster lagi. Masa ia secantik ini di samakkan dengan asisten.” Anggita memperhatikan Sasy, anak perempuan itu cantik dan terlihat seperti anak orang kaya. Namun, ia kembali teringat ayahnya Sasy. “Ah, Papanya menyebalkan.” Sasy tiba-tiba menghampiri Anggita yang sibuk m
Baca selengkapnya
Duda Anak Satu
“Tante kenapa sih?” tanya Bunga. Sejak tadi anak itu memperhatikan sang tante yang kerap menggerutu sendiri. Anggita hanya tersenyum lalu menggeleng. Mana mungkin ia mengatakan jika dirinya kesal dengan ayahnya Sasy yang tidak punya sopan santun.“Tante kesal ya sama Papanya Sasy?” tanya Bunga.“Hah, enggak. Tapi, apa memang orangnya begitu ya?” Anggita malah penasaran dengan pria itu.“Om Raka memang seperti itu. Selalu terburu-buru, makanya kasihan aku sama Sasy. Mana Mamanya enggak tahu kabarnya,” ungkap Bunga.“Jangan seperti itu.”“Ya benar, Tan. Mamanya pergi katanya enggak datang lagi padahal Sasy sudah menunggunya.”“Eh, sudah ah. Jangan bahas Papanya Sasy.” Anggita mengajak masuk keponakannya ke dalam karena sudah larut malam.Bunga masuk kamar, sedangkan ia duduk di ruang TV menunggu kakaknya pulang. Ia memperhatikan sekeliling, lalu berpikir apa setiap hari kakak iparnya pulang selarut itu. Tiba-tiba ia teringat saat dirinya menjadi istri Beni, keluar rumah saja
Baca selengkapnya
Terngiang Istri yang di Sia-siakan
“Siapa yang cantik, Mas?” tanya Gani –adiknya Beni.Beni menoleh ke arah Gani, untuk apa sang adik datang ke rumahnya karena ia merasa tidak ada urusan dengannya. “Siapa kek, mau tahu aja kamu. Ngapain ke sini, aku kayanya enggak minta kamu ke sini.” “Iya memang bukan Mas, tapi ibu minta aku ke sini. Katanya dia minta uang, tahu sendiri Anita suka ngambek kalau tahu aku ngasih ke ibu.”Wajah Gani terlihat tertekan jika membicarakan tentang ibu dan istrinya. Beni sedikit memicingkan mata karena ia merasa ibu dan adik iparnya itu sangat kompak. Namun, kenapa malah Anita seperti itu pikir Beni. “Gani, aduh ibu sudah menunggu kamu. Bagaimana, kamu bawa kan uang yang ibu minta?” tanya Bu Neni.“Bu, aku enggak bisa ngasih full. Ibu tahu kan kemarin aku habis acara selamatan rumah. Ibu tahukan Anita enggak pernah tanggung-tanggung kalau buat acara. Uangku habis,” ujar Gani.Wajah Bu Neni masam, ia tak terima jika anaknya menolak permintaan dirinya. Dia sangat membutuhkan uang yang
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status