Perfect Secret

Perfect Secret

last updateLast Updated : 2022-01-05
By:  LovaerinaOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
13 ratings. 13 reviews
26Chapters
3.0Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Yang Richard tahu, Kyra Dellaina adalah semestanya; pelipur segala duka, penguat di saat langkah kaki menjadi berat. Cinderella yang sengaja Tuhan ciptakan untuk melengkapi tulang rusuknya. Yang Kyra tahu, Richard Parker mencintainya lebih dari apa pun di dunia. Pangeran berkuda putih yang menarik Upik Abu dari jelaga di cerobong asap dan menjadikannya Rapunzel di ketinggian menara. Yang mereka berdua tahu, jalan hidup mereka sempurna. Bahagia penuh cinta, tanpa celah bagi nestapa. Bersama sebuah rahasia yang akan mereka simpan rapat hingga akhir cerita.

View More

Chapter 1

Kejutan

Kyra Dellaina sejak beberapa saat lalu terus menggigit bibir bawahnya. Dia berjalan mondar-mandir di dalam kamar. Gundah sedang mendera hati perempuan itu. Di tangan kanan Kyra, tergenggam benda putih serupa stik es krim yang baru saja dia gunakan untuk mengecek kandungan hormon dalam cairan urinnya.

Dua garis merah muncul pada penunjuk hasil alat tes kehamilan tersebut. Garis-garis yang semula tampak samar itu perlahan berubah menjadi sangat tegas.

Positif.

“Aku hamil?” Kyra bergumam sambil mengelus perutnya yang masih rata. Dia menghentikan gerak bolak-baliknya dan memilih duduk di ranjang untuk menenangkan diri.

Hasil yang Kyra dapatkan tersebut, sudah tidak diragukan lagi. Itu tespek ketiga yang Kyra coba selama tiga hari berturut-turut dan hasilnya tetap sama. Bukan garis satu, juga bukan garis samar. Jelas segumpal darah telah membentuk janin dan bernaung di dalam rahimnya. Hanya perlu menunggu selama sembilan bulan untuk membawanya lahir ke dunia.

“Ini tidak salah.” Kyra menahan senyuman, keraguan masih membayang.

Sesekali perempuan mungil berparas ayu itu menarik napas panjang, lantas menghelanya dengan sangat berat. Kyra bingung bagaimana harus mengambil sikap. Bukan Kyra tidak bahagia atas kehamilan tersebut, hanya saja dia khawatir lelakinya menanggapi dengan pandangan yang berbeda. Mereka memiliki kesepakatan tidak tertulis mengenai hal-hal semacam itu.

“Apa yang harus kulakukan?” Kyra kebingungan.

Di lain tempat.

Gardenia putih dengan semburat kekuningan pada bagian tengah kelopak,  dirangkai apik bersama beberapa tangkai baby's breath berwarna senada dalam balutan kertas kado merah muda. Aromanya semerbak, membawa perasaan penuh romansa dan kebahagiaan.

Lelaki Parker dengan setelan jas single breasted berwarna abu-abu itu tersenyum semringah ketika seorang florist menyerahkan buket bunga cantik tersebut kepadanya.

“Bunga yang indah cocok untuk diberikan kepada wanita terindah,” celetuk sang penjual bunga. ”Pilihan Anda sangat tepat, Tuan,” imbuhnya memberikan pujian.

Penjual bunga tersebut tentu saja tidak berbicara asal. Saat memesan tadi, Richard meminta diberi bunga paling istimewa sebagai tanda cinta untuk wanita terkasih.

“Terima kasih. Ini sangat cantik.” Richard menyerahkan kartu debit untuk membayar.

Senyuman lelaki bernama lengkap Richard Parker itu kian tersungging lebar. Buket bunga tersebut memang ditujukan untuk wanita terindah, yang juga paling dicintai oleh Richard.

Setelah transaksi pembayaran dilakukan, pemilik toko bunga itu menyerahkan kembali kartu debit milik Richard.

“Terima kasih telah membeli bunga dari toko kami. Semoga wanita Anda menyukainya, Tuan. Dan semoga hari Anda menyenangkan.”

Richard mengangguk kecil untuk menimpali ujaran pemilik toko. Aroma segar nan manis yang menguar dari kelopak-kelopak bunga cantik itu mengantarkan perasaan damai dalam dada Richard. Lelaki berparas menawan itu lantas mengurai langkah meninggalkan Eksoluxion Florist setelah membayar. Dia menuju mobil hitam yang terparkir di halaman toko bunga. 

Dengan sangat hati-hati, Richard meletakkan buket bunga pada kursi penumpang di sebelah kiri. Dia lalu kembali tersenyum menatap rangkaian cantik bunga-bunga itu sambil membayangkan reaksi wanita tersayangnya saat mendapat perlakuan romantis nanti. Sudah lama sekali, Richard tidak membelikan bunga seperti yang dia lakukan sekarang. Belakangan ini, banyak urusan di kantor yang menyita waktu Richard.

Hari ini istimewa,  tentu saja wanita kesayangan Richard layak mendapatkan perlakuan yang istimewa juga. 

Setelah memastikan sabuk pengamannya dikenakan dengan benar, Richard melajukan mobil dengan bersenandung riang untuk menemui wanita tercinta. 

“Semoga tidak ada yang merusak hari istimewa ini,” harap Richard. 

Mobil hitam itu kembali melaju membelah jalanan, dengan latar semburat jingga yang tumpah ruah di langit sore.

Kyra masih terus mondar-mandir memikirkan apa yang harus dia katakan pada Richard. Tiba-tiba, suara pintu apartement terbuka membuat jantungnya semakin berdebar tidak karuan. Disusul derap langkah yang menuju kamar di mana dia berada sekarang. Kyra serta-merta bangkit dari duduknya dan menyembunyikan tespek tersebut ke dalam saku celana. Lalu dia bersiap menyambut lelaki kesayangan.

“Sayang ... kau di mana?” Suara berat yang sarat akan cinta itu menyapa merdu kedua gendang telinga Kyra.

Sekali lagi Kyra menghela dan mengembuskan napas untuk mengatur kegugupan.

“Sayang, kau datang?” Kyra menyongsong lelaki jangkung yang memeluk erat. Seperti biasa.

Pelukan itu lantas diurai oleh Richard.

“Untukmu.” Buket bunga dari Richard serta-merta berpindah ke tangan Kyra.

Kedua mata bulat Kyra berbinar bahagia. dia menyesap aroma semerbak dari kelopak-kelopak putih nan cantik itu.

”Selamat ulang tahun!” ucap Richard lembut.

Lagi-lagi kecupan dari Richard mendarat di kening Kyra.

“Terima kasih, Sayang.” Kyra kembali memeluk lelaki tampan kesayangan. 

Richard Parker, satu-satunya lelaki yang berhasil membuat Kyra terlalu jatuh dalam cinta. Lelaki itu tersenyum begitu lebar sebelum menghujani kecupan di pucuk kepala Kyra, juga kening dan berakhir pada bibir tebalnya. Selalu seperti itu ritual yang dilakukan setiap kali Richard datang.

Kyra mengeratkan pelukannya. Sungguh, dia tidak pernah ingin melepas lelaki ini sedetik saja. Perempuan itu suka sekali dengan aroma tubuh Richard yang menenangkan. Kyra menyukai pelukan hangat Richard. Kyra sangat menyukai bibir tebal lelaki yang senatiasa memberikan kecupan lembut. Singkatnya, Kyra terlalu terpesona pada segala hal yang ada di dalam diri Richard Parker.

Richard masih memejamkan mata ketika Kyra melepaskan diri perlahan dari pelukan eratnya. Perlahan Richard membuka mata dan tatapan mereka bertemu.

Kyra menatap manik kecokelat-cokelatan itu dengan gamang. Ada kabar yang harus dia beri tahu. Tidak mungkin bisa disembunyikan.

“Sayang, ada apa?” Richard dapat menangkap raut cemas pada wajah ayu wanitanya yang begitu kentara. 

“Aku … “ Kyra tampak begitu ragu.

“Katakan, Sayang. Ada apa?” Richard membelai pipi kanan yang sedikit lebih berisi dari hari-hari sebelum ini.

Kyra menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya perlahan. Tatapan lembut Richard membangkitkan sedikit kepercayaan diri perempuan itu.

“Aku … hamil.” Kyra dengan sedikit gamang menyodorkan tespek yang sempat dia sembunyikan.

Rona wajah Richard berubah datar. Garis bibir yang semula melengkung ke atas, lenyap seketika. Mata Richard menatap nanar pada tespek di genggaman tangan kanan Kyra yang gemetar. Keheningan sejenak menguasai dua orang yang kini saling menatap dalam diam.

Kecemasan Kyra terbukti nyata,  Richard tampak tidak menginginkan kehamilan itu terjadi.

Kyra masih menunggu bibir tebal Richard yang terkatup rapat itu, mengucapkan kata. Meskipun itu sebuah penolakan, tidak mengapa. 

“Aku mandi dulu.” Richard jelas melarikan diri dari tatapan Kyra yang menuntut reaksi atas pernyataannya barusan. 

Namun,  Kyra tidak bisa menahan ketika lelaki kesayangan berlalu meninggalkannya. Kyra hanya menatap sendu pada tespek di genggaman tangan kanan, bergantian dengan buket bunga pada tangan kiri.

“Anakku .... “ Kyra bergumam lirih.

Angan Kyra lantas menduga berbagai kemungkinan yang akan terjadi andai Richard benar-benar tidak menghendaki kehamilan tersebut.

“Ibu akan membujuk Ayah. Tenang saja. Ayah bukan orang jahat.” Kyra berbicara seolah janin dalam kandungan bisa mendengarkan apa yang baru saja diucapkan olehnya.

-To be continued-

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Winter Aespa
Semangat kaa
2022-01-07 00:04:31
0
user avatar
asti tias
selalu ditunggu
2022-01-02 23:07:08
0
user avatar
Eriska bee
Selalu sukaaaaaa
2021-09-30 21:56:42
1
user avatar
Lia Zy
cerita yg bagus
2021-09-28 19:27:32
1
user avatar
Tika Handyn
Setelah jumpa di Oren dan di Pink, sekarang jumpa di sini.gak bosen sama ceritanya,pengennya sih di sini versi akhirnya beda,happy ending gitu Rin
2021-09-26 22:49:56
3
user avatar
Lovaerina
Perfect Secret adalah buku pertama saya di GoodNovel. Selamat membaca. Semoga suka...
2021-09-26 14:32:29
1
default avatar
Amaliazz
good novel
2021-09-25 18:21:36
1
user avatar
asti tias
Suka dg cerita ini
2021-09-25 16:47:41
1
user avatar
Asya Ns
Impressif kak... Fighting.. keren thor -Salam dari author Anila
2021-09-24 18:38:33
1
user avatar
Rose.do
Im gonna love you
2021-09-22 23:41:52
1
user avatar
Rose.do
Coba baca lagi. semoga kali ini endingnya beda
2021-09-22 23:39:20
1
user avatar
Inara612
Ayah ibunya channu
2021-09-21 16:55:24
1
user avatar
Sakura Aeri
love this so much
2021-09-18 16:35:55
1
26 Chapters
Kejutan
Kyra Dellaina sejak beberapa saat lalu terus menggigit bibir bawahnya. Dia berjalan mondar-mandir di dalam kamar. Gundah sedang mendera hati perempuan itu. Di tangan kanan Kyra, tergenggam benda putih serupa stik es krim yang baru saja dia gunakan untuk mengecek kandungan hormon dalam cairan urinnya.Dua garis merah muncul pada penunjuk hasil alat tes kehamilan tersebut. Garis-garis yang semula tampak samar itu perlahan berubah menjadi sangat tegas.Positif.“Aku hamil?” Kyra bergumam sambil mengelus perutnya yang masih rata. Dia menghentikan gerak bolak-baliknya dan memilih duduk di ranjang untuk menenangkan diri.Hasil yang Kyra dapatkan tersebut, sudah tidak diragukan lagi. Itu tespek ketiga yang Kyra coba selama tiga hari berturut-turut dan hasilnya tetap sama. Bukan garis satu, juga bukan garis samar. Jelas segumpal darah telah membentuk janin dan bernaung di dalam rahimnya. Hanya perlu menunggu selama sembilan bulan untuk membawanya lahi
last updateLast Updated : 2021-09-10
Read more
Reaksi Richard
Richard tidak pernah menghabiskan waktu lama seperti sekarang ini hanya untuk membasuh tubuhnya. Sudah hampir satu jam dan lelaki itu belum juga kembali dari kamar mandi. Kyra menanti di tepian ranjang dengan perasaan was-was. Dia memangku kedua tangan, jemarinya saling meremas. Pandangan mata Kyra gelisah menunggu pintu kamar terbuka lagi. Sekali-sekali Kyra melirik tespek yang dia letakkan di atas nakas, berdampingan dengan buket gardenia pemberian Richard beberapa saat lalu. “Apa Richard marah? Mungkinkah dia tidak senang.” Kyra menerka-nerka apa yang Richard rasakan setelah mendapat kabar kehamilannya. Sebab, ekspresi Richard tadi sedikit sulit untuk diterjemahkan.Kyra kembali menggigit bibir tebal bagian bawahnya ketika pintu kamar terbuka, menampilkan Richard dengan rambut yang masih basah dan tetesan air berjatuhan. Kyra beranjak mendekati Richard, berdiri tepat di hadapan lelaki yang lebih tinggi darinya itu .“Kau … tidak
last updateLast Updated : 2021-09-10
Read more
Keinginan Kyra
Kyra meneguk habis segelas air minum setelah menyelesaikan satu mangkuk sup rumput laut dengan disuapi oleh Richard. Lelaki di hadapannya itu tersenyum gemas saat Kyra berserdawa.“Ma—af, tidak sengaja,” lirih Kyra, biasanya dia tidak melakukan hal sekonyol itu.“Tidak masalah, Sayang. Itu berarti kau menikmati sup buatanku, ‘kan?” timpal Richard, senyuman masih bertahan pada bibir tebalnya.“Hm … Sangat nikmat. Kalau saja aku belum kenyang, aku ingin minta dibuatkan lagi.” Kyra tidak membual soal rasa masakan yang dibuat oleh Richard, itu benar-benar nikmat.“Masih ada banyak hari untuk kita lalui bersama, Sayang. Aku akan lebih sering memasak untukmu,” ucap Richard.Richard lantas membenahi piranti makan.“Biar aku saja yang mencuci.” Kyra menahan mangkuk yang akan Richard bawa ke wastafel.Biasanya memang Kyra yang memasak dan mencuci piring bekas mereka
last updateLast Updated : 2021-09-10
Read more
Hadiah Yang Menyakitkan
Roda Mercedes-Benz AMG G65 yang Richard kemudikan, berhenti melaju tepat di depan sebuah rumah mungil dengan cat biru. Kyra segera melepas kaitan sabuk pengaman dan membuka mobil pintu. Langkah pendeknya terlihat begitu ringan menapaki halaman yang tidak terlalu luas, berhias jejeran krisan aneka warna.Richard tersenyum gemas melihat tingkah Kyra tersebut. Richard mengikuti di belakang.Ketika sampai di depan pintu, uluran tangan Kyra yang hendak mengetuk, urung dan turun kembali ke samping badan. Dia lantas berbalik dengan wajah menunduk. Tingkat kepercayaan diri Kyra menurun drastis, nyalinya menjadi ciut hanya untuk menemui ibu sendiri.”Kita pulang saja,” ajak Kyra lirih.”Ada apa, Sayang?” Richard menatap Kyra dengan heran.Beberapa detik yang lalu, Kyra tampak begitu bersemangat. Akan tetapi, tiba-tiba menjadi lesu seperti ini. Richard yakin ada sesuatu yang mengganggu pikiran Kyra hingga berubah secara mendadak.
last updateLast Updated : 2021-09-10
Read more
Menagih Janji
Kyra melepaskan diri dari pelukan Richard. Dia mengurai langkah tanpa tenaga menuju ke arah Nyonya Amber. Richard menatap waspada lalu tersentak ketika Kyra tiba-tiba menekuk kedua lutut, dan bersimpuh di hadapan Nyonya Amber.“Ibu ….“ Suara Kyra terdengar begitu nelangsa.Richard masih menahan diri untuk tidak menarik Kyra dari posisi berlututnya. Mungkin saja apa yang dilakukan oleh Kyra saat ini, bisa
last updateLast Updated : 2021-09-10
Read more
Menepis Ragu
Dua pasang mata yang sama-sama bulat itu masih saling menatap satu sama lain dalam keheningan. Richard senantiasa menunggu Kyra membuka bibir tebalnya untuk bertutur kata, mengucapkan permohonan yang dia maksud beberapa saat lalu. Meskipun Richard diliputi perasaan was-was, tetapi laki-laki itu berusaha untuk tetap tenang. Richard tidak mau menunjukkan ekspresi gelisah di hadapan Kyra yang juga sedang dilanda gundah akibat perlakuan dan penolakan dari Nyonya Amber.Sementara itu, Kyra tetap bergeming. Dia membungkam mulut rapat-rapat setelah mengucapkan dua kata terakhir yang sengaja dia beri jeda. Bukan maksud Kyra mengulur-ulur waktu. Dia hanya sedang mempertimbangkan berbagai macam risiko yang akan terjadi jika keinginan terpendamnya selama ini diungkapkan sekarang juga.Beberapa hal bisa saja terjadi kepada hubungan Richard dan Kyra. Kemungkinan paling buruk yang Kyra dapatkan adalah kehilangan Richard, meskipun dia sangat tahu bahwa Richard tidak akan mungkin mele
last updateLast Updated : 2021-09-13
Read more
Perbincangan dengan Tuan Parker
Setelah dua hari selama akhir pekan lalu menetap di South East menemani Kyra, Richard kembali ke Midtwon untuk menjalankan aktivitasnya di kota itu. Sebagai anak tunggal dari Keluarga Parker, tentu saja bukan hal aneh jika Richard dilimpahi tanggung jawab atas keberlangsungan perusahaan milik sang ayah.“Kau sudah pulang, Nak?” Nyonya Parker menyapa kedatangan Richard di rumah mereka.Laki-laki itu hanya mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan sang ibu.“Sudah sarapan?” tanya Nyonya Parker lagi.Richard kembali memberi jawaban berupa anggukan. Sebelum kembali ke Midtown, Richard lebih dulu menikmati makan paginya bersama Kyra.“Rich!” seru Tuan Parker memanggil dari ruang keluarga.“Iya, Ayah?” sahut Richard sambil menoleh ke arah laki-laki itu.“Bisa ikut ayah sebentar? Ada yang perlu ayah bicarakan denganmu.” Tuan Parker tidak menunggu persetujuan dari Richard meskipun d
last updateLast Updated : 2021-09-14
Read more
Tekad Richard
“Halo, Rich!” sapa sebuah suara melalui panggilan telepon.Richard menyalakan pelantang suara pada layar telepon genggam dan membiarkannya tergeletak di atas meja. Suara si penelepon menggema di ruang kerja berukuran 3 X 3 meter persegi tersebut. Sementara itu, kedua tangan Richard sibuk membolak-balik berkas yang sedang diperiksa olehnya.“Kau sedang di mana, Rich?” Suara yang sama kembali terdengar.“Di kantor.” Richard menjawab dengan singkat.Ada jeda beberapa saat. Baik Richard maupun wanita di seberang sambungan telepon itu sama-sama terdiam. Kedua manik mata Richard terus saja sibuk bergulir dari kiri ke kanan untuk membaca setiap kalimat yang tertera pada lembaran kontrak kerja.“Kapan kau akan pulang ke rumah, Rich?” tanya si penelepon lagi.Richard tidak langsung menjawab. Ada ragu yang menyelusup dalam dada dan itu membuatnya enggan untuk memberikan janji tanpa kepastian atas pertany
last updateLast Updated : 2021-09-16
Read more
Ibu
Ponsel Richard berdering untuk yang ke sekian kali. Semula dia sempat mengabaikan panggilan yang masuk berurut-turut itu. Akan tetapi, kali ini Richard serta-merta menggeser ikon gagang telepon berwarna hijau untuk menerimanya. “Halo, Sayang!” sapa Richard dengan suara riang. Meskipun penat tengah menyerang, nyatanya mendengar suara wanita terkasihnya bisa menjadi suntikan semangat bagi Richard. “Eum ....” Kyra terdengar ragu-ragu untuk berbicara. “Apa terjadi sesuatu?” tebak Richard, keraguan Kyra sering kali menjadi pertanda akan hal yang kurang baik. “Tidak ada,” jawab Kyra lugas. “Lalu?” “Hanya rindu,” ucap Kyra dengan suara lirih. Richard tersenyum, penatnya musnah bersama pengakuan Kyra yang manis barusan. Selama ini, Richard yang sering kali mengumbar kata cinta juga rindu, sedangkan Kyra hanya menimpali kalimat-kalimat yang Richard ucapkan. “Kenapa kau diam?” Kyra merasa diabaikan. “Aku senang karena kau
last updateLast Updated : 2021-09-19
Read more
Aku Yang Salah
Bab IXPenolakan Nyonya Amber terhadap dirinya adalah hal yang sangat menyakitkan bagi Kyra. Ditambah lagi, perempuan yang dulu selalu memberikan perlindungan terhadap Kyra, saat ini memilih menghindari tatapannya. Bahkan Nyonya Amber menepis dengan kasar genggaman tangan Kyra.“Ibu ....” Kyra memanggil dengan lirih, sarat akan rasa putus asa. Dia tidak tahu harus bagaimana lagi untuk meluluhkan hati Nyonya Amber dan mendapatkan satu kata maaf dari perempuan itu. "Kumohon ... jangan seperti ini."Nyonya Amber bergeming, tidak menanggapi panggilan dari Kyra yang nelangsa. Tanpa berminat sedikit pun untuk mengurai kata-kata, Nyonya Amber membawa langkah kakinya pergi dari hadapan Kyra.“Ibu ... maafkan, aku.” Ucapan tulus Kyra tersapu oleh angin, karena dia hanya bisa menatap sendu pada punggung Nyonya Amber yang perlahan-lahan mulai menjauh.Genangan cairan bening di kedua pelupuk mata bulat Kyra, menelan habis hasratnya un
last updateLast Updated : 2021-09-21
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status