Kella gadis yang cerdik dan pintar. Dia memiliki sebuah tujuan sekolah di SMAN 1 Teknikal, dia juga memiliki banyak rahasia. Lika dan liku yang dia hadapi, dimana pembullyan yang ia terima, bahkan berbagai cacian dan hinaan ia terima dengan hati yang berlapang dada. Tetapi suatu hari, ketika dia sedang menjalan sebuah misi yang telah ia rencanakan. Seorang pria bernama Azam selalu mengikutinya dan mencari sesuatu darinya. Sehingga, rahasia yang telah Kella sembunyikan terungkap olehnya. Apa yang harus Kella lakukan? jika semuanya terungkap, apakah misinya akan gagal? Ikuti ceritanya...
view moreGaun putih polos melewati anak tangga, sikapnya yang anggun, dan elegan terlihat di dalamnya. Matanya yang memancarkan aura kepiluan tertutup oleh tatapannya yang dingin tidak ada senyuman yang tersungging di dalamnya, hanya sebatas bibir yang tertutup rapat. Matanya menoleh pada Pria berumur berkepala tiga yang matanya tampak tajam. Pria itu membaca koran sembari menghisap puntung rokoknya, kemudian gadis itu mendekatinya.
Pria yang memiliki mata hazel itu menyudahinya, "Duduk sini!" perintahnya dengan dingin. Gadis itu duduk di dekatnya, ada sebuah rasa canggung dan takut di hatinya.
Pria berwajah dingin itu bertanya, "Mulai besok, kamu akan meninggalkan rumah ini dan tinggal di apartemen, kan? " Dia meletakkan puntung rokoknya di asbak, lalu gadis tersebut mengangguk.
“Benar, Pah," sahutnya dengan tatapan kosong.
Pria dengan wajah dingin memberikan cek kosong kepadanya. Gadis itu tidak mengerti apa maksudnya, mata amber miliknya tercetak jelas penuh kebingungan. "Ini cek kosong, terserah kamu ingin menulis berapa, asalkan kamu segera membereskan semua barangmu sekarang!" titahnya dengan suara berat miliknya.
Gadis tersebut meneguk salivanya dengan berat, tidak menyangka Papah yang selalu disayanginya seperti itu, sementara bibir mungilnya tersenyum kecut, akan perilaku tersebut "Apakah Papah sungguh menginginkannya?" tanyanya sembari mengambil cek tersebut.
Pria tersebut tidak perduli, "Wah, sungguh hebat sekali! Ternyata dibalik persetujuanmu ada udang dibalik batu," ucap gadis itu.
"Aku kira, Papah akan sedih bila anak kandungnya sendiri meninggalkan rumahnya," ujarnya pelan. Pria tersebut sama sekali tidak ada rasa kasihan pada anaknya, dia asik kembali membaca koran. Sementara, Gadis itu memilih berdiri meninggalkan pria paruh baya yang ia sebut dengan kata 'Papah'. Namun pergerakannya dihentikan oleh Pria itu, "Mau kemana kamu!" gertaknya sembari melemparkan koran.
Mendengar suara itu, seketika tubuh gadis itu menegang melihat Pria tersebut marah. “Duduk kembali!" perintahnya dengan tegas. Gadis itu menurut, "Sudah selesaikan berbicaranya? Sekarang giliran saya" kata Pria tersebut. Kemudian, Pria tersebut kembali mengambil puntung rokoknya. Lalu dihisap benda itu dan menyemburkan asap rokoknya.
"Kamu harus menerima uang ini, sebagai tanda patuh kepada orang tua! Kamu juga akan di antar oleh supir rumah!" ucapnya tanpa rasa bersalah.
Gadis itu tersenyum miring, "Cek ini Kel kembalikan, Kel tidak butuh uang dari pria tak berperasaan seperti papah" ujarnya sembari menaruh kembali cek kosong di meja tamu, ia memutuskan berdiri bersiap meninggalkan Pria paruh baya itu. “Mau kemana kamu! Aku menyuruhmu untuk duduk!" menggertaknya dengan tegas membuat Gadis tersebut segera menoleh pada sang empu.
“Aku akan pergi meninggalkan ruangan yang memuakkan ini," timpalnya dengan dingin, kemudian meninggalkan papahnya dengan wajah yang penuh akan kekesalan.
•••
Di dalam kamar, gadis itu berdiri di depan pintu dengan tubuhnya yang benar-benar bergetar hebat. Meremas dadanya yang terasa begitu sakit, sementara bulir air di mata yang sejak tadi ditahan sudah mengalir ke pipi dengan menderas begitu. Dunianya seketika terasa runtuh, tak apa menangis seperti anak kecil asalkan tangisanya mampu melepaskan beban.
“Kau harus kuat Kella! Harus!” Menenangkan dirinya untuk berusaha tetap kuat dan tegar, tapi kenyataannya tidak sesuai realita. Ia tidak sekuat perkataannya, semua hanya di dalam mulutnya yang tidak ada tindakan sedikit pun. Ia menggeleng tegas tidak ingin menjadi lemah, gadis tersebut harus kuat sesuai mottonya, “Kau harus kuat, Kel!" semangatnya untuk diri sendiri. Dia menyeka bekas air mata, kemudian kakinya melangkah ke kasur yang empuk dan tidak lupa melepaskan kacamata yang selalu ia pakai. Dia harus memakainya setiap hari, atau sesuatu yang tidak diinginkan muncul di depannya, dan akan ia lepaskan setiap ingin tidur.
Terdengar suara knolp pintu berdetak dengan perlahan semakin keras, gadis itu berdecak kesal siapa yang mengetuk pintu di malam hari. Tanganya mengulur ke arah gagang pintu, "Ada apa?" tanyanya. Pintu yang yang terbuka menampakan gadis dengan perolakan yang garang, selalu memakai pita biru di rambutnya.
"Nih dari Papah! Ck, lagian sok sokan gak mau duit lu!" ketus Gadis berpita.
"Gak usah, gak butuh!" balasnya.
"Cih, dasar jalang kecil" smrik kecil disudut bibirnya. "Makanya sekarang Papah gak sayang sama lu, lu gak tau diri sih!" lanjutnya.
"Gak usah ikut campur masalah gue deh! lagian ibu lo yang jalang, jalang kok bilang jalang!" timpal Gadis bermata amber yang kemudian membanting pintunya.
"Ck, awas ya lo si Kel jalang!" umpat Silvi.
Dibalik pintu tersebut gadis bermata amber terlihat mengepalkan tanganya, mengatur seluruh jalannya pernafasan. Dia terlihat ingin marah dan membanting sesuatu, perkataan dari Silvi Lowel Amersoln saudara tirinya dari beda Ibu. Sungguh memuakkan jika masih tinggal ditempat yang selalu membuat darah tinggi, gadis bermata amber menatap sebuah kaca dengan wajah kosong.
"Lo harus sabar, kita akan lihat siapa yang nantinya bakal hancur!" gumamnya.
"Bermain bola basket," jawab Kella dengan wajah penuh tantang. Azam menahan tawanya, apa yang dikatakan gadis tersebut? Ingin melawan dia? yang notabenya Ketua tim basket?Azam sungguh tidak kuat lagi menahan tawa, sehingga tanpa sadar tawanya lepas. Dan membuat gadis di depannya itu, mengkerut.Kella cemberut, "Kenapa tertawa! ada yang lucu, kah?" tanyanya meskipun perkataan dan gerakan tubuhnya saling menyangkal."Kamu serius?" tanya Azam untuk lebih memastikan, tetapi tanggapan gadis tersebut menatap dengan gigih dan penuh percaya diri. "Huft, baiklah! Kapan?" tanya Azam kembali.Kella berfikir, kemudian ia menatapnya. "Dua minggu yang akan datang, sepulang sekolah. Jangan lupa!" sahutnya. Lelaki tersebut mengangguk, lalu Kella pergi dari hadapannya.Yah, dia takut bila gadis yang datang bersama lelaki tadi akan marah, jadi ia memutuskan pergi dan kembali bermain yang la
“Mah, Pah! Apa yang kalian sembunyikan dariku?” tanya Azam dengan nada yang masih sama, dingin. Esta Astira Rahendra dan Eron Rahendra, mereka adalah kedua orang tua dari Azam, Ketua Osis. Sekaligus pemilik sekolah SMAN 1 Teknikal, dan Rumah Sakit Teknikal. Kemudian, mata mereka berkelabat karena tidak tahu harus menjawab apa. Sementara, ini semua sebuah rahasia. Dan yang paling penting, tidak boleh putra satu-satunya mereka mengetahui apa yang diperbuat. “Jawab pertanyaan Azam, Mah, Pah!” geram Azam ketika kedua orang tuanya tidak ada sahutan. Esta terdiam. “Azam! Sebaiknya kamu jangan ikut campur urusan orang tua! sekarang pergi ke kamarmu!” bentak Eron mengalihkan pembicaraan. Tatapan tajam dari pemuda itu cukup menakutkan. Dan dia hanya bisa menurut ucapan orang tuanya, meski tidak mendapat jawaban apapun. Selepas anaknya pergi kedua ora
Kella menatap lelaki itu tajam. “Kamu bilang apa?” Azam berkeringat dingin, takutnya akan menyinggungnya. “Aku jelek?” sambung Kella, sembari mencondongkan tubuhnya pada lelaki itu. “Em, itu..” rasanya cukup menegangkan bagi Azam, yang melihat raut muka dari Kella. Lalu perlahan ia mundur, agar tidak terlalu dekat padanya. Kella menegakkan tubuh, dan berlalu pergi meninggalkan Azam. “Eh, mau kemana?” tanya Azam sembari berteriak, ketika punggung badannya menjauh. Tidak ada sahutan dari Kella, lalu Azam juga ikut pergi, karena tidak ada hal lain lagi berada di danau. ••• Minggu. Kemarin malam, cukup banyak hal yang tidak bisa diduga. Ketika kacamatanya dilepas, Kella melihat banyak darah yang bercucur, serta warga yang tengah sekarat. Kella ingin menolong mereka, tetapi semua salah kakak kelasnya itu! “Argh!
Tempat yang dipenuhi oleh lentera yang indah, dan lampu kemerlap berwarna-warni. Membuat pemandangan danau seperti di surga, sangatlah indah. Azam membawanya ke tempat yang jauh lebih indah dari pada tadi di pasar malam. Sempat Kella menolak untuk dibawa oleh kakak kelasnya, tetapi karena lelaki itu kekeh padanya, ia terpaksa menurut. Tapi tak menyangka, lelaki itu membawanya ke tempat paling indah. Dan juga, belum pernah ia mendatangi tempat bertema dan berlatar seperti di depan matanya. “Indah, kan?” tanya Azam. Kella hanya terdiam, sebenarnya masih ada amarah di dalam dirinya. Karena itu, lebih baik diam dari pada menyakiti lelaki itu. “Kenapa diam?” tanya Azam kembali. Lalu gadis itu menoleh. “Biar kamu puas dulu bicaranya,” ucap Kella. Azam terkekeh. “Bicara saja, di Indonesia nggak ada orang yang melarang berbicara kok!” balasnya. &n
Malam. Sepulang dari tempat pembuatan kunci. Kella langsung tidur hingga sore hari, dan dia masih terbaring di tempat tidur. Ting! Kella segera mengecek ponselnya yang berbunyi. Dalam notifikasinya tertulis nama kontak temannya, lalu dibukalah pesan tersebut. Indira | Kella, pergi ke pasar malam yuk! | Besok libur, jadi bebas deh, heheh. Kella | Sekarang? Indira | Iyah! | Jam 7 aku tunggu di depan kos kamu, okhey? Kella |Ya Kella mengakhiri pesan tersebut, lalu segera pergi mandi untuk kedua kalinya. Pukul 19.00 malam. Kella telah siap untuk pergi dengan temannya. Outfit yang digunakan, yaitu kaus putih, rok floral, sneakers putih dan jaket denim. Serta aksesoris yang sering digunakan, seperti
Pagi hari. Bulu mata yang lentik, hidung mancung, paras cantik dan cara tidurnya terlihat damai ketika tidur. Kella tidur tanpa mendengkur, bahkan terlihat imut kala itu. Kring kring kring! Suara dari jam beker, membuat kelopak matanya mengerjap. Lalu tangannya meraba ke nakas samping tempat tidur, untuk mengambil jam tersebut. Matanya melihat angka pada jam. Lalu menekan tombol atas jam beker, agar dapat berhenti. Kemudian, Kella terbangun. Lalu berposisi duduk di spring bed miliknya. Keadaannya masih mengantuk, dan jam tersebut masih pukul 05.00 pagi. Dia sengaja mengatur pada jam tersebut, karena tidak ingin terlambat saja. Setelah keadaan sudah lebih jernih, ia segera mengambil handuk, lalu pergi untuk mandi. Setelah mandi dan berganti baju. Kella siap untuk berangkat sekolah pada pukul 06.20.
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Mga Comments