Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua

Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua

Oleh:  Nur hikmah  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
2 Peringkat
109Bab
44.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Naina meminta kesempatan kedua kepada Tuhan agar bisa membalas sakit hatinya kepada suami dan keluarganya ketika ia berada di ujung maut karena mobil yang dikendarainya masuk jurang. Ia bersumpah akan membalas semuanya tanpa ampun jika ia kembali lagi ke masa lalu. Mampu kah Naina membalas dendamnya

Lihat lebih banyak
Kesempatan kedua membalas dendam kepada suami dan mertua Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
default avatar
ITO
masih ada cerita selanjutkah ni?
2022-10-22 12:31:22
1
default avatar
Dwy Barus
Gk sabar nunggu klanjutan ny Up donk kk ...
2022-05-31 10:26:53
0
109 Bab
Bab 1 : Di ujung nyawa
"Aaaakkkhhhh" teriak seorang wanita dari dalam mobil yang baru saja membanting setir mobilnya ke arah kiri karena mobilnya di senggol truk dari arah kanan. Mobil yang di kendarai nya pun tersangkut pada pohon yang ada di pinggir jurang ini. wanita itu tidak bisa bergerak, karena sedikit saja pergerakan maka mobilnya akan terjun bebas ke dalam jurang yang ada di bawahnya. wanita itu memegang dadanya dengan erat, menahan sesak di dadanya. Ia menangis dengan pilu meratapi nasibnya yang berada di ujung tanduk. "Hu... Hu... Hu... Tolong aku ya Tuhan! Maafkan semua kesalahan yang telah aku lakukan selama ini! Hu... Hu... Hu... Berikan aku kesempatan untuk memperbaiki semua kesalahan itu ya Tuhan! Izinkan aku untuk memperbaiki kesalahan ini dari awal Tuhan! Aku mohon! Tolonglah hamba-Mu ini! Hu... Hu... Hu... "ucap wanita itu dengan pilu. " Mama, Papa, Bunda Naira.. Maafin Naina, Maafin semua kebodohan Naina.. Hu... Hu.. Maafin Naina yang telah membu
Baca selengkapnya
Bab 2 : Kesempatan kedua
"Kak.. Kenapa kakak bisa pingsan di dalam mobil? Untung aja satpam hotel menemukan mobil kakak yang menyala tapi gak jalan-jalan juga, kalau nggak.. Bisa-bisa kakak kehabisan nafas di dalam mobil yang masih terkunci. " ucap Nadin dengan heran. "Emang kakak beneran pingsan di dalam mobil? " tanya Naina dengan perasaan bingung. "Iya " jawab Nadin sambil menganggukkan kepalanya. "Memangnya sekarang ini tanggal berapa dan tahun berapa? " tanya Naina dengan penasaran. "Tanggal 20 tahun 2015, emang kenapa Kak? Kok kakak kayak orang bingung gitu? Kakak gak sabar ya pengen nikah sama Kak Dzaki? " tanya Nadin penasaran sambil meledek Naina. Naina terdiam mendengar jawaban adiknya, ia mengingat jika tahun 2015 berarti tahun ia menikah dengan Dzaki kurniawan. Dan itu artinya ia kembali 7 tahun lalu sewaktu ia akan menikah dengan lelaki yang ia gilai dulu. Berarti ia baru saja dari hotel tempat mereka menikah untuk mengecek semua kesiapan p
Baca selengkapnya
Bab 3 : Langkah awal Naina
Pagi harinya, Naina masih tertidur sehabis sholat subuh ketika calon suaminya datang menjenguk. Nadin yang pergi keluar mencari sarapan, terkejut melihat calon kakak iparnya duduk di kursi tunggu yang ada di depan ruang inap kakaknya dengan mata terpejam. "Loh, Kok kak Dzaki datangnya pagi-pagi banget kesini? Kalau kakak masih ngantuk kenapa gak tidur dulu? Setelah segar baru kesini lagi! " ucap Nadin dengan heran. "Kakak sengaja datang pagi karena semalam kakak gak sempat ke sini karena pulang kemalaman semalam. Kakak gak mau nanti Naina marah karena gak di jenguk.. Apalagi kan dua hari lagi kami akan menikah. " ucap Dzaki setengah berbohong. Jelas saja ia tidak benar-benar berkata jujur karena ia menghabiskan malam bersama kekasih gelapnya tanpa di ketahui siapapun. Ia sengaja datang pagi-pagi hanya untuk menarik perhatian Naina saja agar Naina percaya jika ia benar-benar mencintai Naina. "Lebih baik kakak pulang saja! Istirahat du
Baca selengkapnya
Bab 4 : Kembali ke rumah
Naina pulang ke rumah nya lebih awal dari anjuran Dokter yaitu pukul 11 siang. Ia sengaja keluar cepat dari rumah sakit agar tidak bertemu dengan Dzaki jika ia datang menjenguk. Karena ia yakin jika Dzaki pasti akan kembali ke rumah sakit untuk menemuinya, berpura-pura peduli dan sedih seperti biasanya agar Naina semakin luluh dan percaya jika ia benar-benar mencintai Naina. Naina pulang bersama Nadin dengan mengendarai mobil Nadin. Nadin sengaja cuti dari tempat ia mengajar selama dua hari untuk merawat Naina di rumah sakit. "Alhamdulillah, sampai juga kita di rumah! " ucap Nadin ketika mobil sudah memasuki pekarangan rumah yang sangat besar dan mewah seperti istana Yunani di film-film. Naina termenung ketika melihat rumah mewah bergaya Eropa di hadapan nya dengan perasaan yang bercampur aduk. Ia keluar dari mobil dengan gemetaran sambil menatap rumah tersebut dengan sedih.Tiba-tiba air mata nya turun tanpa ia sadari sehingga m
Baca selengkapnya
Bab 5 : Menemui pengacara
Keesokan harinya, Naina pergi menemui pengacara untuk mengesahkan surat wasiat almarhumah Mama nya di sebuah firma hukum terkenal di kota ini. "Permisi Mbak! Bisa kah saya menemui Pengacara Herman Johannes? " tanya Naina dengan sopan. "Apakah Mbak sudah membuat janji untuk bertemu? Karena tidak bisa jika tidak membuat janji terlebih dahulu.. Pak Herman orang yang sangat sibuk! " jawab resepsionis yang ber nama Diana tersebut. "Saya sudah membuat janji kemarin dengan sekretaris beliau! " jawab Naina sedikit berbohong. "Kalau begitu Mbak silahkan menuju lantai 3 lorong kiri sebelah kanan. Itu ruangan Pak Herman. " jawab Diana dengan sopan. "Baiklah! Terimakasih! " ucap Naina sambil melangkah pergi menuju lift untuk ke lantai tiga. Pintu lift pun terbuka, Naina keluar dengan langkah yang pasti dan hati yang mantap. Ia pun menuju ruangan yang di katakan sang resepsionis tadi. Dari jauh Naina melihat seorang pria
Baca selengkapnya
Bab 6 : Keluarga parasit
"Ki, anterin Mama ke rumah jeng Rosa! Mama mau arisan di sana, sekalian Mama Minta uang untuk beli tas impian Mama sama jeng Dona nanti. " ucap Nyonya Rina pada Dzaki sambil membenahi riasannya. Dzaki yang baru saja pulang dari rumah sakit langsung mendelik kaget ketika mendengar Mama nya minta uang lagi. "Kok uang lagi sih Ma? Baru tiga hari yang lalu Dzaki kasih buat bayar arisan Mama itu? Masa sekarang sudah minta lagi! " jawab Dzaki sedikit kesal dengan Mama nya. "Itukan kemarin! Sekarang kan beda! Mama mau beli tas yang keluaran terbaru! Malu dong sama teman-teman Mama, kalau Mama gak pake tas yang model terbaru. " ucap Nyonya Rina dengan enteng. "Dzaki gak ada uang! Lagi pula gajian masih seminggu lagi! Pake uang Mama aja kenapa sih! " jawab Dzaki dengan malas dan beranjak pergi ke kamarnya. "Kiki, mau kemana kamu! Enak aja pake uang Mama! Ayo anterin Mama dulu kalau gak mau kasih uang! " teriak Nyonya Rina ketika Dzaki be
Baca selengkapnya
Bab 7 : Hari pernikahan
Pagi ini, Naina sudah di bangun kan Nadin sebelum subuh untuk mandi. Karena sehabis sholat subuh, Naina akan di rias oleh MUA ternama untuk acara pernikahan nya yang di gelar hari ini. Selesai sholat subuh, Naina pun di tarik paksa Nadin untuk ke kamar rias karena ia melihat Naina yang bermalas-malasan untuk di rias wajahnya. "Nah! Ini dia Mbak calon pengantinnya! " ucap Nadin pada seorang MUA sambil mendudukkan paksa Naina di kursi rias. "Ya ampun! Mbak Naina cantik banget! Kalau gini sih pasti yang lihat pada terpesona nantinya. Gak di rias aja cantik, apalagi kalau di rias.. Bisa-bisa para bidadari merasa tersaingi ini sama Mbak Naina! " ucap sang MUA memuji sambil bercanda. "Betul banget itu Mbak! Kakakku ini memang paling cantik. Ya udah Mbak, silahkan di mulai kerjaannya. " jawab Nadin membenarkan dan mempersilahkan sang MUA untuk memulai merias Naina. Naina yang mendengar obrolan mereka hanya tersenyum kecut. Jika saja bu
Baca selengkapnya
Bab 8 : Pergi bulan madu
"Kak, kakak hebat! Untung aja kakak membatalkan undangan untuk tamu-tamu penting. Kalau saja tetap seperti rencana awal, kita pasti malu melihat tingkah ibu mertua kakak yang norak dan sombong itu, Hi... Hi... Hi... " ucap Nadin berbisik dengan cekikikan. "Kakak gitu loh.. " jawab Naina bangga dengan terkikik geli di balik cadarnya. "Kak, apakah habis ini kita langsung pulang? " tanya Nadin penasaran. "Kau saja yang pulang! Kakak akan langsung pergi ke Lombok untuk berbulan madu. " ucap Naina dengan santai. "Koper kakak mana? Kakak gak bawa pakaian ke sana? " tanya Nadin lagi. "Tidak perlu! Kakak ada urusan sebentar, kau bilang pada kakak ipar mu untuk bersiap-siap berangkat bulan madu, dua jam dari sekarang. Bilang juga jika ia terlambat satu menit, tiketnya hangus. " ucap Naina dengan dingin. "Ok " jawab Nadin sambil memberikan jempolnya. Setelah mengatakan pesannya kepada Nadin, Naina keluar dari aula utam
Baca selengkapnya
Bab 9 : Keluarga Dzaki memaksa pindah ke rumah Naina
Dzaki yang uring-uringan, menunggu di kursi tunggu bandara dengan kesal. Naina keluar dari mobil dengan santai memasuki bandara dengan membawa ransel di punggungnya. Ia melirik sinis ketika melihat Dzaki duduk di ruang tunggu dengan wajah yang berlipat-lipat. Ia dengan santainya duduk di sebelah Dzaki sehingga membuat Dzaki melonjak kaget melihat ada yang duduk di sebelah nya dengan tiba-tiba. "Tidak usah kaget begitu! " ucap Naina dengan dingin sambil mengutak-atik ponselnya. Dzaki mengurut dada nya karena lega, ternyata yang duduk di sebelahnya adalah Naina istrinya. Ia pun menampilkan senyum palsunya dan bersikap manis kepada Naina. "Jelas aja aku kaget sayang? Aku kira tadi orang lain yang duduk di sebelah ku! " jawab Dzaki dengan lembut sambil tersenyum. Ia kemudian kembali duduk di samping Naina. Dan tak lama kemudian, datang lah seorang pria yang langsung berdiri di hadapan Naina. "Permisi Nona, ini tiket Anda dan saya sudah melakukan cek in. " ucap pria itu dengan sopan
Baca selengkapnya
Bab 10 : Rencana kotor Dzaki
Setelah memutuskan sambungan teleponnya, Dzaki meninju dinding melampiaskan kekesalannya kepada sang ibu yang selalu memaksakan kehendaknya tanpa peduli dengan keadaan dirinya. Dzaki membuka pintu kamar dengan wajah kesal dan dia terbelalak kaget melihat kamar yang akan ia tempati. "Apa-apaan ini! Kenapa aku ada di kamar jelek begini? Gak ada AC, gak ada televisi, apalagi kulkas! Ini lagi, kasur nya cuma kasur single. Aaakkhhh... Sialan... Brengsek.. Kurang ajar kau Naina! Berani nya kau membuat aku seperti ini? Kau belum tahu siapa Dzaki yang sebenarnya! Awas kau! Akan aku buat kau menyesal karena sudah mempermainkan aku! " teriak Dzaki dengan marah sambil melempar semua yang ada di kamar tersebut. Sedangkan Naina sedang tertawa melihat reaksi Dzaki di kamarnya melalui rekaman CCTV yang ada di kamar khusus untuk pemilik hotel ini. Yah, memang benar kalau Naina lah pemilik hotel ini yang sebenarnya. Hotel ini adalah salah satu aset tersembunyi yang
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status