Buku Marcus Aurelius

"What are you trying to do? Get the hell out of my office!" He yelled at me but I ignored all his rant and approached him on his office seat, having unzipped my skimpy top a little, so that he gets a pleasurable view of my huge , bulging out of it. "If you resist me, I will make sure to leak all your secret doings to the public, so that all can see who you really are. Your name will be on the papers by Monday, and you will lose the respect of your employees. I'm sure you wouldn't want that to happen? Why not just relax and me here and now? These are craving your lustful touch". "Get behind me Satan! You slow poison! You wouldn't dare blackmail me." "Oh really? Remember I still have the tape with me. You just wait and see. Dare to resist me now and I will go straight to the press and media." As he was still pondering on whether to succumb to my demands or not, I got closer to him and forcefully crashed my lips against his, as my huge soft collapsed on his hard chest. Just then, the door was opened and my colleague was standing with a camera, recording our romantic scene.

Emma Caldwell's ordinary life as a librarian in Willow Creek is turned upside down when she receives an enigmatic invitation to the reading of a stranger's will at Haverstone Manor. What begins as an inexplicable summons quickly spirals into a labyrinth of secrets, danger, and intrigue. As Emma delves deeper into the manor's mysteries, she discovers she's not the only one with a stake in its secrets. Fellow guests, each with shadowy motives, vie for a piece of the late Lord Haverstone's enigmatic legacy. Amid ancient symbols, cryptic maps, and peculiar artifacts, Emma uncovers the existence of a machine designed to manipulate time itself. Guided by clues left by the deceased lord, Emma must navigate a gothic maze of shifting alliances, hidden chambers, and eerie warnings. Her companions, including a sardonic teenager and a glamorous but cunning relative of Haverstone, are as unpredictable as the dangers lurking in the shadows. When betrayals come to light and an old foe reveals their true intentions, Emma finds herself the reluctant guardian of a power that could reshape existence—or destroy it. As the stakes rise, she must unravel the truth about Haverstone’s experiments and decide whom she can trust, all while racing to prevent the manor’s secrets from falling into the wrong hands. Blending gothic suspense, unexpected humor, and thrilling twists, "Haverstone's Legacy" is a gripping tale of mystery and courage, where every choice could mean the difference between salvation and catastrophe.

Hujan selalu menjadi saksi dari segala yang hilang — juga dari kata-kata yang tak sempat diucapkan. Nara, seorang penulis yang kehilangan semangat hidup setelah patah hati dan kegagalan karier, kini menjalani hari-harinya tanpa arah. Di sebuah klinik pemulihan jiwa di kota kecil yang selalu diguyur gerimis, ia bertemu Ravindra — terapis pendiam yang menyembunyikan rahasia kelam di balik tatapan tenangnya. Diam-diam, Ravindra mengumpulkan setiap tulisan yang Nara buang dan merangkainya menjadi satu buku berjudul “Fragmen di Bawah Hujan.” Antara terapi dan perasaan yang tumbuh tanpa mereka sadari, keduanya saling menyembuhkan — tapi juga perlahan menyadari bahwa cinta tak selalu berarti memiliki. Sebuah kisah tentang kehilangan, penyembuhan, dan cinta yang datang seperti hujan — tenang, tapi meninggalkan jejak yang tak mudah hilang.

Di kehidupan pertama, kehidupan Mei Anqi sebagai seorang istri sangat berliku-liku. Entah itu sulit untuk hamil, dibenci oleh mertua, hingga dipukuli dan diselingkuhi oleh suaminya sendiri. Mei Anqi mengalami depresi dan memilih jalan ekstrem mengakhiri nyawa. Namun, ternyata Dewa memberinya kesempatan kedua. Sayang seribu sayang, begitu dia membuka mata, tubuhnya ditindih oleh pria perkasa dan disetubuhi hingga setengah mati. Saat itu, Mei Anqi baru tersadar bahwa dia terlahir kembali sebagai salah satu tokoh penjahat dalam buku novel! Sialnya, dia ditakdirkan mati muda di tangan sang Raja! *** “Luluhkan Raja Yan, tingkatkan rasa sukanya, dan jadilah teman! Aku akan menyenangkan leluhur besar ini dengan segala cara demi hidupku!” Akankah Mei Anqi berhasil menaklukan Raja Yan dan menghindari bad ending? Bisakah Mei Anqi melindungi dirinya ketika konflik kekuasaan mulai ikut terlibat?

PROSES REVISI. JANGAN DIBACA DULU. Pernah merasa terluka tapi tetap memilih bertahan? Itulah Alsha, gadis yang sekuat cahaya, namun juga sering tenggelam dalam bayang-bayang. Alshameyzea Afsheena yang memiliki arti "cahaya yang memancarkan keanggunan" seolah menjadi takdirnya. Cahaya yang selalu hadir, meskipun kadang terselubung oleh awan-awan kelabu. Seperti matahari yang tetap bersinar meski kadang tak terlihat, begitu pula Alsha. Dia pernah berharap, pernah mencintai, pernah menggenggam mimpi yang kemudian berubah menjadi abu kenangan. Namun, seperti arti namanya, dia tetap bersinar. Keanggunannya bukan dari sempurna, tapi dari caranya bangkit meski jatuh berkali-kali. Dia pernah menyukai seseorang yang membuatnya merasakan hangatnya mentari, tapi juga pernah merasakan dinginnya bayangan. Semua luka dan kenangan itu, hanya menambah sinarnya, semakin kuat dan anggun. Karena Alsha tahu, tak ada yang lebih indah dari cahaya yang tetap bersinar meski di tengah badai. Masa lalu, baginya, mungkin menyakitkan, namun di sanalah ia belajar tentang keanggunan. Keanggunan dalam menerima, dalam merelakan, dan dalam terus bersinar, tanpa pernah kehilangan jati dirinya. Jangan lupa follow dulu sebelum baca. Semoga betah sampai di akhir kisah Alsha! Jazakumullah khayran Katsir yang sudah mau baca ceritaku. Salam hangat dari author.

“It’s her I want”. Aurelius, the ruthless alpha of the Crescent Pack was pointing directly at me. His eyes, piercing and intense, locked onto mine in a challenging manner. Seraphine Everhart’s family had been massacred when she was barely six years during a pack war between her pack and the Nightshade Pack. Aurelius Vortigen, the alpha of the most ancient and feared Crescent Pack is cold, cruel and didn’t have a problem living up to his title as the ‘Ferocious Alpha’ even when Seraphine waltzed into his life. Seraphine who was lucky to survive and work as a slave in the Nightshade Pack had everything she needed, a decent boyfriend, a woman that loved her like a daughter and amazing friends but when the alpha plans to form an alliance with the Crescent Pack, everything she had spent 15 years building came crashing down from the storm of Aurelius’ presence. She hated him from their first meeting and when he selected her as a gift, she rejected him as her mate. He also didn’t want her, but he didn’t want to let her go. Suspending on an empty space, that was how he kept her, a pawn in a game she never wanted to play. “I, Seraphine Everhart, reject you as my mate”, my voice was firm and loud. Enough for Aurelius to hear, but not quite enough for him to take me seriously. He let out a cold laugh that made me flinch in fear. Then he finally said, “I, Aurelius Vortigen, alpha of the Crescent Pack, do not accept your rejection.” “Don’t you get it love, you’re mine and you can’t let go of me that easily”. On saying that, he grabbed my chin firmly and smashed his lip against mine.

Mentang-mentang status saudara, jadi ... mau apa-apa minta! Maunya selalu gratisan! Ngambil barang orang sesuka hati tanpa izin. Jangan uji kesabaran seseorang karena sabar itu ada batasnya!

Setelah mati kelelahan karena kerja rodi di kehidupan sebelumnya, semua yang diinginkan Felicity adalah reinkarnasi yang tenang dan malas. Dewa mengabulkannya—dengan caranya sendiri. Kini terlahir sebagai putri bangsawan di era Victoria, Felicity diberikan "berkat" pengetahuan tak terbatas untuk memajukan peradaban. Masalahnya? Dia tidak bisa berhenti. Setiap kali dia mencoba untuk bersantai, membaca novel, atau sekadar menikmati teh, sebuah ide revolusioner—mulai dari mesin uap yang lebih efisien hingga teori ekonomi baru—terbakar di kepalanya, memaksanya untuk mewujudkannya. Felicity terjebak dalam mimpi buruk terbarunya: menjadi workaholic paling produktif di dunia, demi satu tujuan akhir yang ironis: bisa menjadi orang yang benar-benar malas.

Madeline Crawford mencintai Jeremy Whitman selama dua belas tahun, tapi pada akhirnya justru pria itu yang mengirimnya ke penjara. Di antara penderitaan dan rasa sakit, Madeline harus menyaksikan kekasihnya jatuh cinta dengan wanita lain… Lima tahun kemudian, Madeline kembali dengan kekuatan baru, bukan lagi gadis yang sama dengan gadis yang telah diremehkan oleh pria itu bertahun-tahun yang lalu! Dengan kekuatan baru yang ia dapatkan, Madeline akan mencabik-cabik siapa pun yang berpura-pura baik dan menginjak manusia tidak bermoral di muka bumi ini. Namun, tepat pada saat ia hendak membalas dendam pada pria yang telah menyakitinya… Pria itu tiba-tiba berbalik dari seorang pria dingin, psikopat tanpa perasaan, menjadi pria penyayang, hangat, dan penuh cinta kasih! Bahkan, pria itu mencium kakinya di depan banyak orang, saat berjanji padanya, “Madeline, aku salah telah mencintai gadis lain. Mulai saat ini, aku akan menghabiskan seluruh sisa hidupku untuk menebus kesalahanku.” Yang dijawab oleh Madeline, “Aku hanya akan memaafkanmu jika kau…mati.”

Jiwa seorang penulis novel "Duke of Morwenia", Velian Ardyn, tiba-tiba terbangun di tubuh Eira Shawn, selir ketiga yang lemah dan pendiam di istana Duke of Morwenia—karakter yang ia ciptakan sendiri! Velian, yang terbiasa mengendalikan tokoh-tokoh dari meja kerja, kini harus menghadapi kenyataan pahit sebagai salah satu dari mereka. Demi bertahan hidup, ia berusaha mengubah takdir tragis Eira Shawn. Namun, setiap pergerakannya justru menciptakan alur baru yang tak pernah ia bayangkan. Mampukah ia selamat dari akhir tragis dan menulis ulang kisahnya sendiri? Atau ia akan terjebak selamanya dalam alur baru sang selir ketiga?