Still Bahasa Gaul

*Di Sini Tempat Persembunyianku* Sebuah bungkusan asing telah menjentik rasa ingin tahu D, seorang remaja lelaki yang bercita-cita ingin menjadi superhero. Isi benda alah berkenaaan menyebabkan dirinya seumpama dihambat keras untuk menyiasat. Pulau Batu atau juga dikenali sebagai Pulau Penyakit dan Pulau Keramat merupakan tempat serta petunjuk dari isi sampul tersebut. Setibanya D di pulau itu, pelbagai kejadian aneh bergentayangan di sana. Selesaikan teka-teki, tumpaskan dalang, selamatkan orang lain, dan sekaligus memecahkan misteri-misteri di segenap penjuru Pulau Batu. Mior dicurigai kerana sejarah lampau tempat tersebut berkait rapat dengan si pak cik angkat. Alang-alang menyeluk pekasam, biar sampai ke pangkal lengan. D nekad terjun ke dalam kawah maut yang dilumuri dengan kisah duka dan darah.

Terisya Alexandra harus tersiksa semenjak kepergian kedua orang tua nya. Dirinya di rawat oleh paman dan bibinya yang gila harta, memaksa nya untuk bekerja terus menerus. Namun entah kenapa dia tak pernah sekali pun membenci keduanya. Hingga hari di mana semuanya di mulai, pertahanan Terisya runtuh di gantikan oleh rasa kecewa. Terisya harus menjalani hidup yang lebih rumit dari sebelumnya. Terjebak di negara asing saat melarikan diri dan terjatuh ke dalam jurang. Sosok Chale menjadi dewa penyelamat nya, Terisya seakan akan tidak di izinkan untuk bertemu kedua irang tuanya secepat itu. Bahkan pria 27 tahun itu membuat nya merasakan kembali hangatnya kasih sayang keluarga dan bagaimana dirinya di cintai.

Aria had it all—prestige, ambition, and a picture-perfect future. But nothing scorched her more than the heartbreak she never saw coming. Years later, with her life carefully rebuilt and her heart locked tight, he walks back in: Damien Von Adler. The man who shattered her. The man who now wants a second chance. Set against a backdrop of high society, ambition, and old flames that never quite went out, For What Still Burns is a slow-burn romantic drama full of longing, tension, and the kind of chemistry that doesn’t fade with time. He broke her heart once—will she let him near enough to do it again? Or is some fire best left in ashes?

Hana bertemu kembali dengan teman masa kecilnya namun disituasi yang berbeda. Seiring kebersamaan yang telah dilaluinya bersama Gibran, Hana jatuh cinta. Namun disisi lain, Gibran memilih pergi dengan yang lain.Bagaimanakah kisah cinta Hana dan Gibran? Apakah terus berlanjut atau memang telah usai?

Kerana terdesak inginkan perkerjaan, Maya Ariana rela bertunang dengan Safwan Imran. Dia sanggup mendengar segala hinaan dari keluarga tunangnya. Namun, tidak kepada Izz Adam, adik kepada Safwan. Bertembung sahaja mereka berdua, pasti akan terletusnya perang. Kalau tidak berkelahi itu memang ajaiblah. Sayang, pertunangan Maya dan Safwan tidak bertahan lama. Lafaz putus dikatakan apabila menyaksikan kecurangan Safwan. Begitu juga dengan Izz yang bertunang dengan sepupu Maya, Imanina. Entah bagaimana Maya dan Izz bernikah selepas kejadian itu. Itulah orang tua-tua kata, jangan benci lama-lama, nanti jatuh cinta. Haih, tak nak aku jatuh cinta dengan dia!

Love makes the world go round, sabi nila. Pero iba para kay Alexena dahil pinatigil nito ang isang bahagi ng buhay at pagkatao niya. Kahit na dala ang sakit ng kahapon ay pinili niyang mag-move forward at ngumiting muli upang ipagpatuloy ang buhay. Ngunit pagkatapos umalis nang walang paalam makalipas ang ilang taon ay hindi niya kailanman inakalang maglalaro ang tadhana at pagtatagpuing muli ang kanilang landas ng nag-iisang lalaki na kanyang minahal at iniwan sa nakaraan. Pero nagbago na ito, wala na ang bakas ng pagkatao ng lalaking kanyang nakasama noon. Wala na ni anino ng suyo kapag tinatapunan siya nito ng tingin at lambing sa tinig kapag kinakausap siya. Sa halip ay puro pang-iinsulto at masasakit na salita na lamang ang lumalabas sa bibig nito sa tuwing bubuka iyon. At ang nakakaloka pa ay napapansin niya na palagi na lang siya nitong pinag-iinitan at pinepersonal. Palagi ring iritado at akala mo ba ay may buwanang dalaw sa sungit. Aminado naman siyang may malaki siyang kasalanan dito. At mukhang dumating na rin ang panahon ng paniningil nito, ayaw man niya ay kailangan niyang magbayad. Ngunit sa kabila ng mga iringan nilang dalawa at hindi pagkakasundo ay hindi maikakailang ito pa rin ang nag-iisang tao na may kakayahang patibukin nang mabilis ang puso niya. Akala niya ay okay na siya, akala niya ay naka-move on na siya rito. Pero mukhang mali ang lahat ng naging paniniwala niya dahil tutol man ang isip niya sa kanyang nararamdaman ay sadya namang may pagkatraydor, suwail at balimbing ang puso niya basta pagdating na rito ang usapan. Love is sweeter the second time around, maging applicable naman kaya ang kasabihang iyon sa dalawang ito? O sa halip na maging matamis ay baka naman pait ang malasahan at maging kapalaran ng mga ito sa dulo?

Barbara selalu mendapatkan apa yang diinginkannya kecuali satu hal, kebebasan. Dia tidak boleh meninggalkan rumah sendirian tanpa ditemani oleh setidaknya salah satu orang tuanya. Seperti anak kecil. Di sisi lain, semuanya berubah setelah ia bertemu Saga yang mengaku sebagai vampir. Barbara adalah wolvire, persilangan antara perubah-serigala dan vampir. Namun, bukan itu yang membuatnya buruk. Dia memiliki darah suci yang diincar oleh beberapa orang yang berorientasi pada kejahatan. Salah satunya adalah Yang Terkutuk. Akankah Barbara berhasil melarikan diri atau bahkan bersembunyi? Akankah dia berhasil menjaga dirinya agar tidak dikendalikan oleh iblis untuk memanggil kegelapan? Suatu hari di sebuah kota di Indonesia, kekacauan melanda. Kegelapan menggantung di langit dan tampak berdenyar di udara. Apa yang salah? Apakah itu terkait dengan Barbara? Hadiah adalah hadiah. Apa yang membuatnya menjadi kutukan adalah keinginan manusia yang nyata akan kekuatan nan gelap. Berjuanglah, atau semuanya akan hancur.

"Sophie Patterson. Don't you dare walk away from me." Logan's menacing stare bore at me. I suddenly didn't feel drunk anymore. I sobered up quickly. "What, Logan? You're gonna tell me that you suddenly love me again? That you're here to sweep me off my feet? Please! I didn't need you all this time, and I don't need you now." He clenched his jaw, fisting his hands. "Enough. Stop being so damn stubborn. You know I do. I love you. I never stopped loving you, Sophie. It was always you." I left my hometown hoping to never see him again. I left with his baby still inside of me. Seven years after, and here I am again. Standing before him and a six-year-old wanting to know who his dad is, and asking me to marry him because everyone in his class but him and his best friend don't have a daddy.What am I supposed to do with all these feelings that are resurfacing? I'm realizing every day that I never got over him. I merely suppressed my feelings, and him telling me this now- in my face, just made things more complicated.

Azareel di buat pusing dengan semua kenyataan yang ada, semakin banyak pertanyaan yang ada di dalam pikirannya tentang dunia itu, namun tidak ada satu orang pun yang bisa menjawabnya, hingga. Lembaran kosong yang dibalik Aza mulai memancarkan cahaya biru yang sedikit demi sedikit membuat sebuah garis di atas kertas kosong. Aza semakin tidak percaya namun dia ditampar dengan keadaan yang saat ini berlangsung. Dia semakin tidak percaya lagi kalau yang di lihatnya adalah peta di kota tempat dia tinggal sekarang, melihat tanda bergambar kubus dengan berbagai macam warna.

NADZMI SAAD, hidupnya tidak pernah ada istilah bahagia. Dipisahkan dengan ibu kandungnya sejak berusia lapan tahun, ianya bukanlah sesuatu yang mudah diterima olehnya. Zaman kanak-kanaknya berlalu begitu sahaja, bersama kenangan pahit dan penuh derita baginya. Sejak dahulu lagi, hubungan Nadzmi dengan ayahnya begitu dingin. Dia sendiri tidak mahu selalu bertegur sapa dengan ayahnya termasuklah ibu tirinya. Baginya merekalah punca kepada derita yang dihadapinya sekarang. Umurnya kini 15 tahun. Dia berfikir, hasrat yang selama ini dipendam untuk membebaskan diri daripada 'penjara derita' ini perlu dia laksanakan meskipun tidak dia ketahui akan segala onak dan durinya. Penderitaan itu sudah tidak mampu ditanggung lebih lama lagi, ianya sudah semakin kuat mencengkam dirinya. Adakah hasratnya itu tercapai demi sebuah kebebasan dan kasih sayang yang telah dia dambakan selama ini?