จือลู่ บิวตี้บล็อกเกอร์ ชื่อดังที่มีคนติดตามมากมาย เธอมักจะหาวิธีแต่งหน้าแนวใหม่ออกมาเอาใจแฟนคลับอยู่เสมอ จนวันหนึ่งที่เธอต้องเดินทางไปแต่งหน้าให้เพื่อนสนิทระหว่างทางกลับบ้านรถเธอเสียหลักตกข้างทาง มีสองพาร์ท เป็นพาร์บุตรสาวและมารดา
Lihat lebih banyak"Aduh, Om. Sakit. Pelan-pelan masukinnya!" pekik Sania membuat Clarissa, anak Dewa yang kebetulan lewat di depan kamar sang ayah langsung menghentikan langkah.
"Habis sempit banget, San. Aku udah nyoba tapi tetap nggak bisa masuk!" Terdengar suara Dewa membuat anak perempuannya meneguk saliva dengan susah payah.
"Aduh!! Kalo nggak bisa jangan dipaksa dong, Om. Memangnya Om pikir nggak sakit!!"
"Iya, sabar. Namanya juga masih baru dan belum pernah dipake!"
"Udah, ah, Om. Aku nggak kuat, sakit banget."
Carissa bergidik ngeri membayangkan apa yang sedang dilakukan oleh ayah juga Sania ibu tirinya, yang seharusnya siang tadi bersanding dengan Kevin--adiknya yang paling bungsu.
Namun, di detik-detik sebelum acara sakral itu dimulai, seorang perempuan dengan perut membesar menghentikan rombongan pengantin yang sudah siap-siap berangkat menuju rumah mempelai perempuan.
"Aku sedang mengandung anaknya Kevin, Om. Jadi tolong jangan nikahkan dia dengan Sania. Bagaimana nasib anak yang sedang aku kandung jika Kevin sampai menikah dengan perempuan lain!" jerit perempuan bernama Lisa itu seraya bersimpuh di hadapan Sadewa.
"Kevin, apa benar kamu yang menghamili perempuan ini?!" Dengan sorot mata tajam pria berusia empat puluh lima tahun itu menatap sang anak, mengepal tangan menahan emosi serta kecewa.
"Maaf, Ayah. A--aku..."
"Anak s*al*n!!" Sebuah tinju mendarat di rahang pria berkulit putih itu hingga dia terhuyung tidak bisa menyeimbangkan diri.
"Kenapa kamu minta dinikahkan dengan Sania kalau kamu sudah punya kekasih dan sedang mengandung anak kamu?!"
"Maaf, Ayah. Aku nggak tahu kalau Lisa sedang mengandung anakku."
"Aku sudah memberitahu kamu berkali-kali, Kevin. Tapi kamu tidak percaya kalau bayi yang aku kandung adalah darah daging kamu!" sanggah si wanita sembari menyusut air mata.
"Nikahi dia, Kevin. Jangan jadi l*ki-l*ki pengecut!!"
"Tapi, bagaimana dengan Sania, Ayah. Pasti dia sudah bersiap-siap di rumahnya. Dia akan kecewa jika aku tiba-tiba membatalkan pernikahan kami. Keluarganya juga pasti merasa malu, Yah!!"
Sekali lagi Sadewa mendaratkan tinju di wajah putranya, merasa begitu kecewa dengan apa yang sudah dilakukan oleh anak yang sudah dia besarkan sendiri selama dua puluh empat tahun itu.
Sambil memijat kening dia masuk ke dalam mobil, mengendarainya perlahan menuju rumah calon menantunya ingin memberitahu kabar tersebut.
Pria dengan wajah penuh kharisma itu meneguk saliva dengan susah payah ketika sampai di depan rumah calon besannya dan melihat sudah ramai sekali tamu undangan yang datang. Dia bingung harus berbuat apa, karena tidak mungkin tiba-tiba membatalkan acara yang sudah dirancang sedemikian rupa.
"Lho, Pak Dewa. Kok datangnya cuma sendirian? Mana Nak Kevin dan rombongan?" tanya Romi--ayah Sania sambil mengedarkan pandangan mencari calon mempelai pria.
"Kevin tidak bisa datang. Saya minta maaf yang sebesar-besarnya karena sudah gagal mendidik anak saya. Dia tidak jadi menikahi putri Bapak karena ternyata dia sudah menghamili perempuan lain. Sekali lagi saya minta maaf!!"
Romi melungguh lemas mendengar kabar buruk dari lelaki yang notabene adalah bosnya itu. Dia merasa sakit hati karena telah dipermalukan serta dipermainkan.
"Mau di taruh di mana muka saya, Pak?! Tamu undangan sudah hampir datang semuanya. Pengantin perempuannya juga sudah dirias. Ya Allah..." Romi menangis tersedu sambil mengusap dada berusaha sabar menghadapi segala kenyataan pahit yang tengah terjadi.
"Saya akan menikahi putri Bapak. Saya yang akan menggantikan posisi putra saya, supaya Bapak dan Sania tidak menanggung malu."
Romi terkesiap dengan mata membola mendengar ucapan bosnya. Mana tega dia menikahkan anak perempuan satu-satunya dengan pria yang usianya hampir sama dengan dirinya. Hanya terpaut satu tahun saja, dan belum tentu Sania juga mau menerima Sadewa sebagai mempelai pengganti putranya.
"Ini demi nama baik Bapak sekeluarga. Saya berjanji tidak akan menyentuh putri Bapak sampai dia mendapatkan laki-laki yang layak untuknya dan akan menceraikan Sania jika ada pria yang tulus menjaga dan menyayangi Sania."
"Pernikahan itu bukan sebuah mainan, Pak Dewa. Pernikahan itu ikatan sakral," tampik Romi.
"Pak, ini acaranya mau dimulai kapan? Soalnya saya juga ada jadwal di tempat lain setengah jam lagi!" Mereka berdua menoleh ke arah sumber suara, dan dengan langkah cepat Sadewa mengikuti pak penghulu, membicarakan masalah pergantian nama calon mempelai laki-laki dan segera mengganti pakaiannya dengan baju pengantin.
Air mata mengalir deras di pipi Sania ketika mengetahui kalau Kevin tidak jadi menikahi dia dan malah harus menikah dengan calon mertua. Meski sakit hati, dia berusaha menerima kenyataan pahit tersebut, berjalan gontai keluar dari kamar menemui laki-laki yang sekarang sudah sah menjadi suaminya.
"Kirain nikah sama anaknya, ternyata nikahnya sama bapaknya. Duh, ternyata matre juga ya si Nia. Mau aja nikah sama om-om. Jadi sugar baby!" bisik salah seorang tamu membuat telinga Sania terasa memanas, namun, dia berusaha untuk tidak terpancing emosi, apalagi sampai memaki orang yang sedang menggosipkannya.
Biarlah! Mungkin ini sudah takdir yang digariskan Allah untukku, karena harus menikah dengan calon mertua.
Walaupun sakit, aku tetap akan berusaha menjalani rumah tangga ini, karena pernikahan itu bukan sebuah mainan. Mungkin titian takdirku harus seperti ini, tapi aku yakin bahwa sesungguhnya Allah sedang menyiapkan skenario indah untukku ke depannya. Sania membatin sendiri, mengutkan hati agar tidak merasa terlalu perih.
Dengan tangan gemetar perempuan dengan riasan sederhana juga balutan baju pengantin itu menayalami tangan Sadewa, mencium takzim bagian punggungnya kemudian seraya menitikkan air mata.
***
"Huh, San. Aku sampai keringetan!" Dewa meletakkan kembali sepatu yang dengan susah payah iya pakaikan di kaki istrinya kemudian menarik beberapa lembar tissue dan mengelap keringat yang menitik di dahi.
"Padahal bagus banget loh, Om. Aku suka modelnya." Sania mengerucutkan bibir manja.
"Besok kita nyari di mol. Kamu mau berapa? Nanti aku belikan."
"Nggak usah, Om. Terima kasih."
"Jangan panggil aku om terus dong, San. Aku ini 'kan sekarang sudah menjadi suami kamu!" Sadewa menatap lamat-lamat mata sang istri, melihat ada luka begitu dalam di sorot matanya, membuat dia kembali diselimuti rasa bersalah karena tidak mampu mendidik sang putra.
"Ya sudah, terserah kamu mau panggil aku siapa. Yang penting kamu merasa nyaman saja."
Sesaat suasana kamar berubah menjadi hening. Sadewa beranjak dari tempat tidur, mengayunkan langkah menuju pintu dan keluar dari kamar pengantinnya.
Tanpa diperintah, dua bulir air bening meluncur begitu saja membasahi pipi Sania. Dia merasakan rasa sakit teramat dahsyat akibat luka yang ditorehkan di hati oleh sang kekasih. Kevin, lelaki dengan sejuta janji yang berhasil menanamkan cinta begitu dalam di dinding sanubari, ternyata hanya seorang pembual. Tega mempermalukan dia, bahkan sampai harus menjalani pernikahan dengan laki-laki yang lebih pantas menjadi ayahnya.
Sania merebahkan bobot perlahan, menarik selimut menutupi tubuhnya yang hanya mengenakan daster lengan pendek karena dia pikir Sadewa sekarang ini sudah sah menjadi suaminya, jadi dia berani menanggalkan gamis serta kerudung saat berada derdua di dalam kamar.
Tidak lama kemudian terdengar suara derit pintu terbuka. Sania segera memejamkan mata sebab belum siap memberikan haknya kepada sang suami terlebih lagi ia sudah menganggap Sadewa seperti ayahnya sendiri.
"Kamu sudah tidur, Sayang?"
Sania terkesiap saat mendengar suara yang tidak asing baginya. Dia memutar badan dan segera beranjak bangun melihat Kevin sudah berada di dalam kamar.
"Apa yang kamu lakukan di kamar ini, Kevin?!" Wajah Sania terlihat pucat ketika lelaki yang telah menancapkan luka begitu dalam kian mendekat, dan dia terus berusaha meraih apa saja lalu ia lemparkan ke tubuh Kevin.
"Om Dewa tolong!!" teriak Sania dengan sekuat tenaga.
"Nggak usah teriak-teriak, Sayang. Ayah sudah pergi. Sekarang jatahnya kita berdua menghabiskan waktu bersama!" Seringaian Kevin benar-benar membuat Sania merasa begitu ketakutan, apalagi saat ini jarak mereka kian dekat.
Sekuat tenaga perempuan berambut cokelat itu mendorong tubuh sang anak tiri, berusaha melepaskan diri dari kungkungannya namun Kevin terlihat begitu beringas dan tidak membiarkan Sania lepas. Dengan Kasar pria bermata tajam tersebut membanting tubuh Sania ke ranjang, merenggut paksa pakaian yang sedang dikenakan juga mendaratkan tinju hingga Sania terkapar tidak berdaya.
ภายในคุกที่ว่าการเมืองเป่ยหาน ต้าอู๋และนางกงซื่อมิรู้ว่าพวกตนถูกจับมาได้อย่างไร ชินอ๋องที่ยืนมองทั้งคู่อยู่ภายนอก ก็เดินปรากฏตัวเขาไปด้านในต้าอู๋และกงซื่อเมื่อรู้ว่าผู้มาเยือนคนใหม่คือชินอ๋องสามีที่แท้จริงของจ้าวเหยียนก็รีบคุกเข่าโขกศีรษะอย่างร้อนตัวชินอ๋องพูดเรื่องที่ทั้งคู่ทุบตีจือลู่และหนิงเฉิงทั้งยังจะยกจือลู่ให้พ่อหม้ายจง ต้าอู๋กับนางกงซื่อเงยหน้ามองชินอ๋องอย่างแปลกใจ แม้นางกงซื่อจะเคยคิดเช่นที่ชินอ๋องพูด แต่นางก็ไม่ได้ทำและไม่เคยมีผู้ใดล่วงรู้มาก่อนชินอ๋องมิรอฟังคำแก้ตัวของต้าอู๋และนางกงซื่อ เขาสั่งให้ทหารโบยทั้งคู่คนละสามสิบไม้ก่อนจะเนรเทศไปใช้แรงงานที่เหมืองทางตอนใต้ของแคว้นขบวนเดินทางของชินอ๋องเสียเวลาอยู่ที่เมืองเป่ยหานเพียงห้าวันเท่านั้น นอกจากที่เขาจัดการเรื่องของต้าอู๋และนางกงซื่อแล้ว ยังให้จือลู่จัดการเรื่องร้านค้าของนาง และเติมสินค้าอย่างเต็มที่หลังจากออกเดินทางจากเมืองเป่ยหานมาได้ห้าวันก็ถึงเมืองเป่ยโจว จือลู่นางต้องไปอยู่ที่จวนของเว่ยหยาง แต่เพราะต้องปรับปรุงจวนเสียใหม่นางกับเว่ยหยางจึงอาศัยอยู่ในตำหนักเสียก่อนผ่านมาได้ครึ่งปีเรื่องมงคลของตำหนักอ๋องก็มีมาเยือน เ
วันต่อมา จือลู่ถูกปลุกตั้งแต่ฟ้ายังไม่สว่าง จ้าวเหยียนก็มาที่เรือนของนางเพื่อช่วยนางแต่งตัว วันงานจือลู่มิได้แต่งหน้าเอง แต่คนที่แต่งให้ก็เป็นมือหนึ่งในร้านอ้ายเสิ่นของนาง นับว่าฝีมือที่แต่งออกมาใกล้เคียงกับของจือลู่ยิ่งนักจ้าวเหยียนเป็นคนหวีผลให้จือลู่และสวมผ้าคลุมหน้าให้นาง จ้าวเหยียนหันไปปาดน้ำตา เพราะเป็นงานมงคลไม่อาจหลั่งน้ำตาออกมาได้"ลู่เออร์ ไม่ว่าเจ้าจะออกเรือนไปแล้ว อย่างไรก็เป็นลูกของข้าอยู่เสมอ" จือลู่เงยหน้ามองจ้าวเหยียนที่ดวงตาแดงก่ำจากการกลั้นน้ำตาไว้"ท่านแม่ ท่านก็คือมารดาของข้าเช่นกันเจ้าค่ะ" คำพูดของนางหากคนนอกฟังอาจจะดูแปลกๆ แต่สองคนแม่ลูกล้วนเข้าใจกันอย่างดี จือลู่กอดเอวของจ้าวเหยียนแน่น ก่อนจะปล่อยให้นางได้ออกไปจัดการเรื่องด้านหน้าตำหนักเสียงฆ้องดังมาแต่ไกล ขบวนเจ้าบ่าวที่มารับเจ้าสาวยาวเหยียดจะมองไม่เห็นท้ายขบวน สินเดิมของเจ้าสาวที่กองไว้เพื่อนำออกจากตำหนักก็มากมายเสียทำให้คนอิจฉาตาร้อนเว่ยหยางพาจือลู่คำนับชินอ๋องกับจ้าวเหยียนก่อนจะพานางออกไปจากตำหนัก หนิงเฉิงแบกพี่สาวไปส่งที่เกี้ยวแปดคนหามหลังงาม จ้าวเหยียนยืนมองส่งจือลู่ด้วยดวงตาที่เอ่อไปด้วยน้ำตา ชินอ๋องจึ
ชินอ๋องเมื่อเห็นจ้าวเหยียนปลอดภัยแล้ว นางเพียงหลับไปเพราะอ่อนเพลียจึงได้ออกมาดูบุตรทั้งสาม ก็เห็นว่าจือลู่และหนิงเฉิงเฝ้าน้องของพวกเขาอยู่"ท่านพ่อ ดูน้องของข้า เหตุใดถึงได้น่าเกลียดเช่นนี้ขอรับ" หนิงเฉิงใช้นิ้วจิ้มไปที่หน้าน้องสาวคนเล็กเบาๆ ด้วยความเอ็นดู ส่วนน้องชายทั้งสองล้วนแล้วแต่น่าเกลียดในสายตาของเขา"ตอนเจ้าเกิดเจ้าก็น่าเกลียดเช่นนี้" จือลู่หยอกเย้าน้องชายของตน นางก็กำลังเขี่ยแก้มของเด็กแฝดทั้งสามชินอ๋องมองลูกทั้งสามที่นอนหลับอยู่อย่างรักใคร่ ก่อนที่เขาจะอุ้มบุตรสาวคนเล็กขึ้นมา "ฉีซิงเยียน""ซิงเยียน น้องต้องงดงามกว่าพี่หญิงแน่นอนขอรับ" หนิงเฉิงพูดขึ้น จือลู่หันไปมองสองพ่อลูกที่เห่อน้องสาวคนเล็กของบ้านอย่างเอือมๆแฝดคนโตชื่อ หนิงเทียน คนรองชื่อหนิงหวง ทั้งคู่มีคำว่าหนิงเช่นเดียวกับพี่ชายของเขา"ท่านพี่ ลูกเล่าเจ้าคะ" กว่าจ้าวเหยียนจะตื่นก็เข้าสู่อีกวันแล้ว นางลืมตาก็ถามหาบุตรทั้งสามที่นางเพิ่งคลอด เพราะก่อนที่จะหมดสติไปนางรู้เพียงว่าเด็กทั้งสามล้วนแล้วแต่แข็งแรงดีชินอ๋องให้แม่นมพาบุตรทั้งสามเข้ามาให้จ้าวเหยียนได้ดู และบอกนางถึงชื่อที่เขาตั้งให้บุตรทั้งสาม"เจ้าพักผ่อนเสียให้
เว่ยหยางรีบกลับจวนพร้อมนำข่าวไปแจ้งให้บิดามารดาส่งแม่สื่อไปที่ตำหนักอ๋องข่าวเรื่องที่ตระกูลเว่ยส่งแม่สื่อล่วงรู้ไปถึงองค์ชายรอง ก่อนที่เขาจะออกจากวังไปจัดการกับเว่ยหยางก็โดนฮ่องเต้เรียกตัวเข้าพบ"เจ้ารอง เจ้ามั่นใจมากเพียงใดที่จะจัดการกับแม่ทัพเว่ย" ฮ่องเต้ยกชาขึ้นดื่มอย่างใจเย็น เหมือนเรื่องที่พระองค์ถามบุตรเป็นเพียงเรื่องดินฟ้าอากาศ"เสด็จพ่อ ท่านพระราชทานสมรสให้ลูกได้" เขาเอ่ยขึ้นอย่างเอาแต่ใจ"เจ้ากล้ามีเรื่องกับชินอ๋องใช่หรือไม่" ฮ่องเต้จ้องบุตรชายอย่างดุดัน"ลูก ลูก เสด็จพ่อเป็นถึงฮ่องเต้ ชินอ๋องจะมีอำนาจมากกว่าท่านได้อย่างไร""โง่เขลานัก" ฮ่องเต้ขว้างถ้วยน้ำชาลงพื้นอย่างมีโทสะ"หากน้องห้าต้องการบัลลังก์ เจ้าคิดหรือว่าเจิ้นจะได้นั่งเช่นทุกวันนี้" เพราะน้องชายของเขามิคิดจะขึ้นเป็นฮ่องเต้ และช่วยเหลือเขาจนได้นั่งบัลลังก์เช่นทุกวันนี้ เรื่องทุกเรื่องชินอ๋องไม่เคยยื่นมือเข้ามายุ่ง หากพระองค์เข้าไปจัดการเรื่องในตำหนักคงได้เกิดปัญหาแน่"หากเจ้ายังคิดว่าตนเองต่อกรได้ เจิ้นก็ไม่ห้าม ไม่ว่าเกิดอันใดขึ้นเจิ้นมิอาจช่วยเหลือเจ้าได้""เสด็จพ่อ" องค์ชายรองตกใจ เพราะไม่ว่าสิ่งใดเสด็จพ่อเสด็จแ
ฮองเฮาที่ต้องการผูกสัมพันธ์กับชินอ๋องจึงอยากได้จือลู่มาเป็นพระชายาให้กับองค์ชายรอง เพราะฮ่องเต้ย่อมถามความคิดเห็นของชินอ๋องเรื่องแต่งตั้งองค์รัชทายาทหากองค์ชายรองได้แต่งจือลู่ ชินอ๋องย่อมต้องเข้าข้างบุตรเขยของตนเพื่อให้บุตรสาวได้ขึ้นเป็นฮองเฮาในอนาคต เมื่อเห็นว่าชินอ๋องจะขอตัวกลับแล้ว ฮองเฮาจึงพูดเรื่องหมั้นหมายขึ้นมาอีกครั้ง"กระหม่อมยังมิคิดให้ลู่เออร์ออกเรือนพ่ะย่ะค่ะ" ชินอ๋องตัดบทด้วยน้ำเสียงที่เย็นชา ก่อนจะพาจ้าวเหยียนและบุตรทั้งสองกลับตำหนัก"ท่านพี่ข้าคิดว่าฮองเฮาคงไม่ยอมหยุดเรื่องของลู่เออร์" จ้าวเหยียนเอ่ยด้วยความกังวล"มีข้าอยู่นางจะทำอันใดได้" ชินอ๋องกอดปลอบจ้าวเหยียน เขามองออกไปด้านนอกหน้าต่างรถม้าอย่างใช่ความคิดเว่ยหยางที่รู้เรื่องฮองเฮาต้องการทาบทามจือลู่ให้องค์ชายรองก็ร้อนใจจนมาที่ตำหนักอ๋องแต่เช้า"เปิ่นหวางไม่ได้เรียกเจ้ามิใช่หรือท่านแม่ทัพเว่ย" เขาปรายตามองบุรุษหน้าหนาที่ร้อนใจมาที่ตำหนักแต่เช้า"กระหม่อมมีเรื่องอยากทูลพระองค์พ่ะย่ะค่ะ" ชินอ๋องเดินนำเว่ยหยางไปที่ห้องตำรา เพราะเขารู้ดีว่าเว่ยหยางมาด้วยเรื่องอันใด"ว่ามา" ชินอ๋องนั่งลงแล้วเอ่ยถามโดยไม่ได้หันไปมองเว่ย
วิญญาณดวงใหม่เข้ามาแทนที่ ชินอ๋องจ้องมองภาพตรงหน้าอยากแปลกใจ เมื่อจือลู่ที่มาจากอีกภพลืมตาขึ้น สิ่งที่นางพึมพำออกมาชินอ๋องรู้ได้ทันทีว่านี่คือจือลู่ที่มาอีกภพหนึ่ง"ท่านพี่ ท่านพี่" เสียงเรียกของจ้าวเหยียนปลุกให้ชินอ๋องตื่นขึ้นมาจากฝันร้ายของเขา"เหยียนเหยียน" ชินอ๋องลูบไปที่ใบหน้าของนาง ก่อนจะดึงนางเข้ามาสวมกอดแล้วร้องไห้เงียบๆ"ท่านเป็นอันใดไปเจ้าคะ ฝันเรื่องอันใดถึงได้เป็นเช่นนี้" จ้าวเหยียนมองชินอ๋องอย่างไม่เข้าใจ เพราะเขาทั้งร้องไห้ทั้งตะโกนจึงทำให้นางตื่นขึ้นมาชินอ๋องเล่าเรื่องความฝันของเขาให้จ้าวเหยียนฟัง พอถึงตอนที่ต้องเสียน้องและจือลู่เสียงของเขาสั่นขึ้นด้วยความหวาดกลัว กลัวว่าจะเป็นเรื่องจริง"ท่านพี่หากข้าบอกว่าเรื่องทั้งหมดที่ท่านฝันคือเรื่องจริงท่านจะเชื่อหรือไม่" จ้าวเหยียนจับใบหน้าของชินอ๋องแล้วจ้องมองเขาอย่างจริงจังนางเล่าเรื่องที่นางเสียชีวิตลง และได้ไปอยู่ที่ภพใหม่ แม้ชินอ๋องจะรู้แล้ว แต่เรื่องที่นางรู้ว่าเรื่องทั้งหมดของพวกเขาเป็นเพียงแค่นิยายเรื่องหนึ่งเท่านั้นแต่สิ่งที่เกิดขึ้นหลังจากที่นางจบชีวิตลงเป็นเช่นที่เขาเห็นความรันทดของบุตรทั้งสองเป็นเรื่องจริง ที่ครั้
Komen