ก็แค่เพื่อน (set...ก็แค่)

ก็แค่เพื่อน (set...ก็แค่)

last updateLast Updated : 2025-07-22
By:  ไรท์โสUpdated just now
Language: Thai
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
42Chapters
48views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

"ก็แค่เพื่อน...ที่เอากันได้" เธอได้อยู่ในสถานะ #ก็แค่เพื่อน ทั้งที่เธอมอบใจและกายให้เขาไปแล้ว. "มาให้เอาหน่อยสิ" "ทะ เทมโปวันนี้แกนขอ..." "รีบมาก่อนที่ฉันจะหงุดหงิด!" 'เทมโป'น้องชายคนเล็กของบ้าน ที่มีพี่ชาย 2 คน ก็คือ 'รณ' จากเรื่อง #ก็แค่ของแถม และ 'ทอย' #ก็แค่แฟนเก่า เขาเป็นคนเจ้าสำราญ เจ้าเล่ห์ ด้วยความที่เป็นลูกชายคนเล็ก เขาจึงค่อนข้างมีนิสัยเอาแต่ใจ อยากได้อะไรต้องได้ 'ออร์แกน'หญิงสาวที่เรียบร้อย รักการเรียน เธอมีรูปร่างดีหน้าตาสวย หนุ่ม ๆ ต่างพากันหมายปอง แต่เธอไม่สนใจใครนอกจาก เทมโป ที่แม้จะได้เป็นแค่เพื่อน

View More

Chapter 1

(1)หน้าที่

"Selamat ulang tahun yang ke lima puluh lima tahun, Ma." Intan mengucapkan ulang tahun pada ibu mertua tercintanya. "Semoga Mama panjang umur, sehat selalu, bahagia selalu dan pastinya selalu sayang sama kami. Pokoknya aku doakan yang terbaik buat Mama. Dan ini hadiah dari aku dan Mas Bima buat Mama." Intan lalu mengulurkan tootbag berisi hadiah ulang tahun untuk sang mertua.

Mirawati, sang mertua, tersenyum lalu mengintip isi tootbag itu. Ternyata di dalamnya ada sekotak perhiasan, barang berharga favoritnya. "Kalian selalu tahu kesukaan Mama. Makasih, ya, Intan," jawabnya kemudian.

"Sama-sama, Ma,"

"Kamu memang menantu Mama yang paling baik," pujinya lagi.

"Selamat ulang tahun juga ya, Ma." Bima, sang anak pertama ikut mengucapkan. "Aku doain yang terbaik buat Mama. Kami bahagia bisa hadir dan berkumpul di acara bahagia Mama ini. Iya kan, Sayang?" Bima lalu merangkul istrinya yang mengangguk mengiyakan.

Tasya, sang anak kedua juga tak mau kalah dari kakaknya ikut mengucapkan mamanya ulang tahun. Serta memberi hadiah berupa perhiasan mahal, darinya dan Risyad, suaminya. Begitu juga dengan Mischa, putri ketiga sekaligus putri bungsu Mirawati. Mereka berlomba-lomba menarik perhatian sang mama tercinta.

Malam itu, di sebuah restoran mewah ulang tahun Mirawati, wanita paruh baya yang usianya genap lima puluh lima tahun, dirayakan. Hari itu menjadi hari yang membahagiakan baginya. Seluruh anggota keluarganya berkumpul menghadiri acara ulang tahunnya.

Siapa pun bisa melihat kebahagiaan terpancar di wajah awet muda milik Mirawati. Dia menatap anak dan menantunya satu persatu dengan haru. "Mama nggak tahu lagi harus mengucapkan apa sama kalian yang selalu perhatian sama Mama, selain terima kasih."

"Mama harusnya nggak ngomong gitu," sahut Bima. "Karena udah kewajiban kita berbakti sama Mama setelah apa yang sudah Mama berikan sama kami selama ini. Bahkan ini belum ada apa-apanya dibanding jasa Mama selama ini. Papa udah nggak ada. Dan aku sebagai anak nggak mau kehilangan momen membahagiakan orang tuaku lagi seperti aku yang kehilangan momen bersama Papa," jelasnya panjang lebar.

Mendengar anaknya mengungkit soal suaminya, wajah Mira yang tadi tersenyum kini sedikit murung. Dia pun jadi teringat dengan mendiang suaminya yang telah meninggal akibat kecelakaan pesawat di masa lalu. Suaminya itu begitu baik, seandainya dia masih hidup, dia pasti juga ikut merayakan ulang tahun ini, bahkan suaminya yang selalu menyiapkan kejutan untuk ulang tahun Mira.

"Udah, Ma. Jangan sedih, yang penting di sini ada kami yang selalu ada buat Mama." Tasya berusaha menghibur mamanya kala dilihatnya wajah sang ibu mulai murung.

"Iya, Ma. Tugas kami berbakti kepada Mama." Intan, istrinya Bima, ikut menimpali.

Fokus Mirawati lalu beralih pada Intan dan tersenyum menatap menantu kesayangannya itu. "Kamu cuman menantu Mama, tapi kamu baik banget sama Mama." Mirawati lalu tertawa, mengalihkan pandangan ke perut Intan yang buncit. "Kalian bener, harusnya hari ini Mama bahagia banget, karena nggak cuman dapat kado dan perhatian dari kalian. Tapi juga calon cucu laki-laki dalam kandungan kamu."

Intan tersenyum dan menunduk, ikut memandangi perut buncitnya yang kini tengah dipegang ibu mertuanya.

"Sehat-sehat ya cucu Eyang." Mirawati bicara pada bayi dalam kandungan itu. Lantas dia menatap menantunya. "Jaga kandunganmu, ya, Intan. Kamu harus jaga kesehatan. Usia kandunganmu sudah enam bulan, beberapa bulan lagi kamu lahiran. Mama nggak sabar mau menyambut cucu kesayangan Mama."

Intan tak kalah bahagia mendengarnya. "Iya, Ma. Insya Allah bayi ini akan lahir dan hadir di tengah keluarga kita dengan sehat. Dia pasti senang punya Eyang, dan Onty-onty yang baik dan menyayanginya." Intan lalu mengusap perutnya.

Mira tertawa mendengarnya. "Mama jadi benar-benar nggak sabar nunggu momen itu tiba. Makasih, ya, Intan, udah kasih Mama cucu laki-laki. Makasih juga, Bima." Mira tersenyum memandangi anak dan menantunya bergantian. Bima tersenyum bahagia. Selanjutnya mereka bercakap-cakap tentang kebahagiaan di masa depan.

Sementara Tasya sejak tadi hanya menatap pemandangan itu dengan penuh rasa iri.

"Mama." Lalu dia tersadar ketika, Keisya, anaknya yang berusia enam tahun dan tengah menikmati kue ulang tahun sejak tadi memanggilnya.

Tasya pun menunduk menatap anaknya. "Iya, Sayang?"

"Eyang kok ngomongnya gitu?"

Tasya mengerjap-ngerjap tak mengerti. "Ngomong apa, Sayang?"

"Eyang kok bilang dedek bayi dalam kandungan Tante Intan cucu kesayangan? Memangnya Eyang nggak sayang sama Keisya?"

Mendengar pertanyaan itu, rasanya membuat darah Tasya mendidih. Apalagi ucapan mamanya itu ternyata didengar oleh Keisya. Dia tak habis pikir bisa-bisanya mamanya bicara seperti itu di depan Keisya. Mama tidak memikirkan perasaan Keisya. Namun, Tasya berusaha menahan emosinya di depan anaknya dan tetap tersenyum tenang.

"Eyang sayang juga kok sama Keisya," jawabnya kemudian.

"Terus kenapa Eyang ngomong gitu, Ma?"

"Eyang kan sayang sama semua cucunya. Jadi semua cucunya bakal jadi cucu kesayangan Eyang, gitu maksudnya, Sayang." Lalu dia sedikit berbisik pada anaknya. "Lagi pula, ya, Eyang itu cuman basa-basi aja di depan Tante Intan, biar dia senang."

"Gitu, ya, Ma?" Keisya masih terlihat bingung.

"Iya. Udah kamu jangan pikirin itu. Habisin aja kuenya."

"Tasya, kamu ngomong apa sih sama Keisya? Anak sekecil dia mana ngerti." Risyad, suaminya tiba-tiba menegur. Namun, Tasya tak menghiraukan. Dia sibuk dengan pikirannya sendiri.

Jujur ucapan anaknya sedikit banyak mengganggu pikirannya. Membuatnya semakin iri saja dengan Intan yang bisa menghasilkan anak laki-laki. Sementara dirinya, anak pertamanya perempuan dan sampai detik ini dia belum hamil lagi. Dan kalau dia hamil, mamanya menuntut anak lelaki darinya. Dan selama ini dia akui mamanya itu memang tidak terlihat begitu menyayangi Keisya karena Mira menganggap Keisya anak nakal yang menyebalkan.

Memang begitu penting peran anak laki-laki dalam keluarga mereka. Karena kelak anak lelaki itu yang akan menjadi penerus perusahaan di keluarga mereka. Saat ini Intan sedang mengandung anak lelaki, yang itu artinya Intan akan semakin disayang oleh Mama, Intan jadi disayang di keluarganya. Bahkan mungkin nanti, anak itu akan menjadi pewaris yang memimpin perusahaan mereka kelak. Tasya benci hal itu.

Tasya melihat Intan pergi menuju toilet, lalu dia pun menyusul kakak iparnya itu.

***

"Kamu jangan senang dulu, Intan." Tasya bersidekap dada, mencegat kakak iparnya begitu keluar dari pintu toilet. Tasya mengangkat dagunya, menatap kakak iparnya dengan angkuh. Sorot matanya seolah mengatakan 'jangan coba-coba rebut perhatian Mama dari aku'

Melihat keberadaan adik iparnya itu tentu saja membuat Intan terkejut bukan main. "Ya ampun, Tasya, kamu sejak kapan ke sini?" tanya Intan kemudian sambil melihat keadaan sekitar mereka. Toilet itu sepi, hanya ada mereka berdua.

Tak memedulikan perkataan kakak iparnya barusan, Tasya kembali bicara. "Aku nggak bosan memberitahu kamu Intan kalau Mama baik sama kamu itu hanya karena kamu tengah mengandung anak laki-laki. Kalau enggak, kamu udah dicampakkan dari dulu. Jadi nggak usah ngerasa paling bahagia." Tasya menatap Intan tajam.

Mendengar itu, Intan, yang sudah terbiasa tak terkejut lagi. Wanita itu selalu bersabar tiap mendapat perlakuan tak menyenangkan dari adik iparnya. Sikap adik iparnya itu sudah menjadi makanan baginya.

Intan mencoba tersenyum. "Memangnya salah, ya, kalau aku merasa bahagia?" Intan malah bertanya demikian membuat Tasya sengit.

"Kamu pastinya nggak lupa kan gimana dulu Mama memperlakukan kamu? Mama nggak pernah suka sama kamu," lanjut Tasya lagi. "Jadi kamu nggak usah sok merasa paling spesial di keluarga ini hanya karena kamu sedang mengandung anak laki-laki. Saat ini kamu boleh aja merasa berada di atas awan, Intan. Tapi aku pastikan kebahagiaanmu nggak akan bertahan lama. Mama bisa aja baik sama kamu, tapi aku dan Mischa nggak akan pernah suka sama kamu. Kami nggak pernah sudi punya kakak ipar kayak kamu."

Intan terdiam mendengarnya. Rasanya berapa kali pun dia menjelaskan, adik iparnya itu tak pernah mau percaya padanya. Jadi rasanya percuma saja dia bicara.

Selanjutnya, Tasya melempar senyum sinis, lalu keluar dari toilet itu.

Selepas kepergian Tasya, Intan menatap wajahnya di depan cermin. "Intan, kamu harus kuat, ya. Kamu harus sabar ...." Lalu wanita itu tersenyum. Begitulah cara Intan menguatkan dirinya setiap hari kala dia mendapat tekanan dan perlakuan tak menyenangkan dari keluarga suaminya.

Dari awal keluarga suaminya memang tidak menyukainya. Dari awal masuk ke keluarga ini, Intan sudah tahu apa risikonya. Intan sudah siap dengan segala kemungkinan terburuk. Dan sampai sejauh ini dia mampu menghadapi semuanya.

Karena Intan punya keyakinan di dalam hati, suatu saat nanti seluruh keluarga suaminya pasti akan menerimanya dan menyukainya. Untuk saat ini dia bersyukur, ibu mertuanya sudah bisa menerimanya. Dan dia yakin, kelak kedua adik iparnya juga pasti bisa menerimanya dengan baik.

***

Waktu terus berlalu. Intan menjalani hari-harinya dengan bahagia. Dia tak sabar menunggu kelahiran si buah hati yang nanti akan membuat keluarga ini makin bahagia.

Intan tersenyum mengusap perut buncitnya sambil duduk di pinggir kasur. "Terima kasih, ya, Sayang. Kamu sudah hadir di perut Mama. Kehadiranmu sangat berarti buat Mama. Kamu yang berjasa buat Mama. Semenjak adanya kamu, hidup Mama semakin bahagia. Mama jadi nggak sabar pengin lihat kamu cepat-cepat besar dan lahir ke dunia ini. Kehadiran kamu nanti nggak hanya disambut sama Mama dan Papa, tapi juga sama eyang putri, onty-onty yang baik, mereka semua akan sangat menyayangimu, Nak." Intan mengajak bayinya bicara dan dia tertawa kala merasakan perutnya bergerak-gerak, bayinya meresponsnya.

Sungguh kebahagiaan yang Intan rasakan karena kehadiran bayi itu tak bisa diungkap dengan kata-kata.

Sampai kejadian yang membawa malapetaka dalam hidupnya datang.

Waktu itu Intan sedang mengemasi kamarnya. Meski sedang hamil, Intan masih senang beberes rumah. Kehamilan tak membuatnya malas. Setelah menyapu kamar, Intan hendak mengampar tikar di lantai kamarnya itu. Akan tetapi ternyata tikarnya berada di atas lemari pakaian yang tinggi.

"Ya ampun tinggi banget. Itu pasti Mas Bima, deh, yang simpan." Intan menghela napas. "Hmm gimana ya ngambilnya?"

Sebuah ide langsung muncul saat dia melihat kursi plastik di kamarnya. Intan tersenyum. "Bukan Intan namanya kalau kehabisan ide."

Wanita yang sedang hamil tua itu pun tanpa ragu mengambil kursi itu dan mendekatkannya ke lemari, tepat di bawah tikar plastik itu berada.

Selama hamil tua, Intan memang cukup sering mengerjakan pekerjaan rumah yang berat. Dia pikir tak masalah karena kandungannya sudah kuat. Dan itu terbukti mengingat selama ini kandungannya baik-baik saja. Karenanya dia juga tidak ragu untuk menaiki kursi plastik demi mengambil tikar plastik yang ada di atas lemari.

Pelan-pelan, Intan pun naik ke atas kursi plastik itu. Lalu tangannya terulur ke atas lemari untuk mengambil tikar yang tergulung. Ketika tangannya sedikit lagi mencapai ujung tikar itu, tiba-tiba sesuatu yang entah apa jatuh dari atas dan menimpa bahunya.

Intan spontan menjerit dan meronta-ronta karena hal itu. "Cicak! Cicak!" jerit dan ketakutannya semakin menjadi kala tahu apa yang menimpanya.

Akibatnya tubuh Intan yang berdiri di atas kursi itu kehilangan keseimbangan. Dan tanpa bisa ditahan, Intan beserta perutnya yang buncit jatuh menghantam kerasnya lantai ubin. Intan pingsan setelah berteriak kesakitan.

Mendengar suara teriakan, Mirawati datang ke kamar dengan wajah panik. Kepanikannya menjadi melihat tubuh Intan menelungkup di atas lantai dan tak sadarkan diri.

"Ya ampun, Intan!" Mirawati berjongkok, menjerit histeris menyadari Intan sedang hamil besar. Dia membalikkan tubuh Intan dan memegangi perut buncit menantunya. "Cucuku! Ya Allah cucuku!"

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

Comments

No Comments
42 Chapters
(1)หน้าที่
หน้าที่ครืนนน ครืนนนเสียงโทรศัพท์เครื่องหรูดังขึ้นในขณะที่หญิงสาวกำลังทำรายงานส่งอาจารย์อย่างเคร่งเครียด สายตากลมโตมองไปที่หน้าจอผ่านกรอบแว่นใส เมื่อเห็นรายชื่อคนที่โทรเข้าเธอก็ลอบหายใจเบา ๆ ก่อนจะหยิบขึ้นมาแล้วกดรับสาย."ฮาโหล"(มาให้เอาหน่อยสิ)เสียงทุ้มเอ่ยดังเข้ามาในสาย ทำให้หัวใจหญิงสาวเต้นรัว ๆ"ทะ เทมโปวันนี้แกนขอ..."(รีบมาก่อนที่ฉันจะหงุดหงิด!)สิ้นเสียงคำขู่สายก็ถูกตัดไปทันที หญิงสาวจ้องมองไปที่หน้าจอแล้วพ่นลมหายใจออกมาพรืดใหญ่พร้อมกับภาพในหัวก็ผุดขึ้นมาสามปีที่แล้วออร์แกนนักศึกษาสาวปีหนึ่งเดินเข้าคณะด้วยความรีบร้อนจึงเผลอไปขนเข้ากับชายหนุ่มร่างสูง.ทำให้แว่นตาที่เธอสวมใส่ตกลงพื้น"ขอโทษค่ะ"เธอเอ่ยพร้อมกับหรี่ตามองใบหน้าชายหนุ่มด้วยความที่เธอสายตาสั้นจึงทำให้เธอเห็นใบหน้าเขาลาง ๆ ก่อนที่จะก้มมองหาแว่นตาที่ตก "หึ"นั่นเป็นน้ำเสียงแค่นหัวเราะของชายหนุ่มออกมา ซึ่งเธอไม่ได้สนใจเพราะกำลังคลำหาแว่นตาที่ไม่อยู่ว่ามันตกไปอยู่ที่ไหน"คะ คุณเห็นแว่นตาฉันไหม"ออร์แกนควานหาจนทั่วแล้วก็ยังไม่เจอ จึงตัดสินใจเอ่ยถามชายหนุ่มที่ยังคงยืนอยู่ "โน้น..แว่นเธออยู่กลางถนนและตอนนี้ก็โดนรถเหยียบแต
last updateLast Updated : 2025-07-22
Read more
(2)แอบรักเพื่อน
แอบรักเพื่อนปึก ปึก ปึกเอวสอบกระแทกเข้ามาที่ระหว่างขาฉันอย่างหนักหน่วง"ทะ เทมโป..บะ เบา ๆ หน่อย อ๊ะ"ฉันเอ่ยร้องขอให้ชายบนร่างช่วยผ่อนแรงลงเพราะรู้สึกว่าจุกและที่สำคัญเจ็บตรงส่วนนั้นมาก"ทน! อีกแปบเดียวจะเสร็จแล้ว อ่า~"ปึก ปึก ปึก เขาไม่ผ่อนแรงแต่กลับรุนแรงเพิ่มขึ้นอีกด้วย ฉันต้องนอนอดทนกัดฟันมือจิกหมอนไว้แน่นจนกระทั่ง...ฉันรู้สึกว่าท่อนเอ็นขนาดใหญ่กระตุกข้างในกายฉัน"อ๊าส์...ซี๊ดดดด"สิ้นเสียงคราง เทมโปก็ดึงแก่นกายออกจากร่องแคบแล้วก้มมองไปที่ช่วงล่างของฉันพร้อมกับยกยิ้มมุมปากสีหน้าดูพึงพอใจ ก่อนจะลงจากเตียงดึงเกาะป้องกันออกแล้วโยนใส่ถังขยะ"กลับไปที่ห้องเธอ"ฉันค่อย ๆ ขยับตัวลุกขึ้นแล้วหยิบผ้ามาปกปิดร่างกาย ก่อนจะเดินออกมาจากห้องนั้นห้องที่เทมโปพูดถึงก็คือห้องในคอนโดของเขานั้นแหละ เขาเลือกที่จะให้ฉันพักผ่อนหรือนอนค้างที่นี่ได้ แต่ไม่ใช่ห้องของเขาพอเข้ามาในห้องฉันก็รีบเข้าไปในห้องน้ำจัดการชำระร่างกายตัวเอง"อะ..เจ็บจัง"เมื่อมือไปสัมผัสโดนจุดที่บอบบางก็รู้สึกเจ็บมาก เทมโปไม่เคยอ่อนโยนกับฉันเลยแม้แต่ครั้งเดียวเขาดูชอบการมีเซ็กส์ที่ค่อนข้างรุนแรงและซาดิสม์เช้าวันต่อมาฉันตื่นขึ้นมาก็
last updateLast Updated : 2025-07-22
Read more
(3)สถานะเพื่อนที่เอากันได้
สถานะเพื่อนที่เอากันได้3 ปีก่อน "วันนี้ฉันไปส่งนะ"ชายหนุ่มร่างสูงเอ่ยน้ำเสียงทุ้มในขณะที่ฉันกำลังเก็บหนังสือเรียนใส่กระเป๋า เตรียมตัวกลับบ้าน "...."ฉันเงยหน้ามองคนพูดแล้วคลี่ยิ้มบาง ๆ "วันนี้เธอไม่ได้เอารถมาไม่ใช่เหรอ""อืม"ฉันตอบกลับสั้น ๆ แต่ในใจรู้สึกแย เมื่อรถประจำที่ฉันขับได้ถูกขายไปแล้ว เรื่องนี้ฉันไม่ได้บอกใคร ถึงแม้ว่าฉันกับเทมโปตกลงเป็นเพื่อนกันแล้ว แต่ฉันก็ยังไม่สนิทใจที่จะเล่าเรื่องส่วนตัว."มีอะไรหรือเปล่า""ไม่มีอะไร..เราไปกันเถอะ"ระหว่างฉันนั่งเงียบเพราะในหัวคิดแต่เรื่องที่บ้าน ตอนนี้พ่อฉันที่เป็นเจ้าของบริษัทกำลังจะล้มละลายเพราะถูกเพื่อนที่ไว้ใจโกงเงินไปแทบหมดตัว พ่อจำเป็นต้องขายสมบัติออกไปบางส่วนเพื่อใช้หนี้ รวมถึงรถยนต์ที่ฉันขับอยู่บ่อย ๆ ด้วย แต่ถึงจะขายสมบัติออกไปค่อนข้างเยอะ ก็ยังใช้หนี้ที่มากมายมหาศาลไม่หมด "เฮ้อ..."ฉันเผลอพ่นลมหายใจพรืดใหญ่ ทำให้คนขับที่นั่งข้าง ๆ หันขวับมาที่ฉัน "เป็นอะไรหรือเปล่า"แล้วเอ่ยถาม"มีเรื่องให้คิดนิดหน่อย"จะโกหกว่าไม่มีอะไรก็แปลก ๆ เพราะฉันถอนหายใจดังขนาดนั้น"มีเรื่องอะไรเล่าให้ฉันฟังได้นะ""...."ฉันไม่ได้พูดอะไรได้แต่นั่งนิ่ง.
last updateLast Updated : 2025-07-22
Read more
(4)เบ้และนางบำเรอ
เบ้และนางบำเรอ"และเธอก็ต้องอยู่ในสถานะเพื่อน ที่ฉันสามารถเอากับเธอได้"พรึ่บ ! เสื้อเชิ้ตก็ถูกเหวี่ยงลงไปที่พื้น ฉันได้ฟังคำพูดเขาแบบนั้นจึงเอ่ยถามด้วยน้ำเสียงสั่นเคลือ"นะ..นายหมายความว่ายังไง"แคว่ก! เสียงเสื้อของฉันที่ถูกกระชากอยากแรงจนขาดวิ่นโดยฝีมือของชายหนุ่มที่ฉันตกหลุมรัก แต่ทว่าตอนนี้เขาทำให้ฉันกลัวเขามาก "อยะ อย่าทำอะไรแกนเลย""สายไปแล้ว..เธอทำให้ฉันหงุดหงิดเพราะฉะนั้นเธอจะต้องรับผิดชอบ!""อุ๊ป!"เทมโปคร่อมลงมาบนร่างฉันอย่างรวดเร็วโดยที่ไม่ทันได้ตั้งตัวก่อนที่จะใช้ปากประกบริมฝีปากฉันก่อนจะสอดลิ้นร้ายเข้าไปลิ้นร้อนเข้าไปกวนวนในช่องปากอย่างอำเภอใจ ขณะที่ฉันพยายามขัดขืนใช้กำปั้นเล็ก ๆ ทุบที่หลังเขา แต่ทว่าเขากลับไม่สะทกสะท้านยังคงจูบ ดูด ดุน และขบริมฝีปากจนฉันได้กลิ่นคาวเลือด "อื้อออ"เมื่อรู้สึกว่าตัวเองเริ่มหายใจไม่ออกจึงพยายามสะบัดหน้าหนี แต่เหมือนคนบนร่างจะรู้จะผละจูบออกแล้วแสยะยิ้มร้ายกาจ "ทะ เทมโป..แกนไม่ได้ต้องการแบบนี้"ฉันพยายามอธิบายด้วยน้ำตาคลอเบ้า "..."เทมโปไม่รู้อะไรได้แต่ใช้สายตาคมกริบจ้องหน้าฉัน ทว่าเขาก็ใช้มือที่ว่างล้วงไปยังแผ่นหลังฉันแล้วปลดตะขอบราเซียแล้วกร
last updateLast Updated : 2025-07-22
Read more
(5)กดขี่ห่มเหง
กดขี่ห่มเหงหลังจากเยี่ยมว่าที่พี่สะใภ้ของเทมโปเรียบร้อย เขาก็ขับรถพาฉันมายังมหาวิทยาลัย น่าแปลกใจที่เทมโปกลับขับรถไปจอดที่มุม ๆ หนึ่งซึ่งไม่ใช่ที่จอดรถของคณะ"เทมโปทำไมถึงจอดรถตรงนี้ทำไมถึงไม่จอดที่..."ยังพูดไม่จบประโยคเทมโปก็แทรกพูดขึ้นทำเอาหัวใจฉันเต้นแทบไม่เป็นจังหวะด้วยความตื่นตระหนกตกใจ ไม่นึกว่าเขาจะมีความคิดบ้า ๆ แบบนี้"อยากเอา..."เขาแสยะยิ้มร้ายราวกับว่าตัวเองอยู่เหนือกว่า ต้องการอะไรก็ต้องได้ ฉันรู้สึกเจ็บใจตัวเองซะมัดที่ต้องยอมให้เขากระทำตามอำเภอใจแบบนี้"...เมื่อคืนไม่ได้เอาเลย""แต่เราต้องเข้าเรียนแล้ว"ฉันพูดพร้อมยกแขนโชว์นาฬิกาข้อมือให้เขาดู"ขาดแค่วิชาเดียวเกรดเธอคงไม่ตกหรอก"ฉันขบกรามไว้แน่น รู้สึกไม่พอใจกับคำพูดของเขาเลย เห็นแก่ตัวที่สุด"หลังเลิกเรียนได้ไหม""ไม่! ฉันอยากตอนนี้"เขาตวาดกลับในขณะที่ใช้มือลูบที่เป้ากางเกงตัวเอง"เทมโป..อ๊ะ!"ยังพูดไม่ทันจบ เทมโปก็ใช้มือหนากระชากร่างฉันเข้าไปในระยะประชิด แล้วจับปลายคางฉันเชิดขึ้น ก่อนจะใช้นิ้วโป้งเกลี่ยที่บริเวณริมฝีปากของฉัน"ปากเธอสวยดี..งั้นก็เอาปากเธอทำให้ฉันล่ะกัน"พูดจบเทมโปก็ปลดเข็มขัดรูดซิบกางเกงลงมาระดับหนึ่ง ฉันน
last updateLast Updated : 2025-07-22
Read more
(6)ขัดคำสั่ง
ขัดคำสั่งหลังจากทุกคนเดินออกไป ฉันก็ได้แต่พ่นลมหายใจออกมาพรืดใหญ่พร้อมกับก้มมองแฟ้มรายงานนั่นอย่างน่าเบื่อ แล้วภาพวันวานก็ผุดเข้ามาในหัว'เธอรู้ไหมว่าทำไมเทมโปถึงตามใจฉัน'นั่นเป็นคำพูดของฝนที่เอ่ยขึ้น '...'ฉันพยายามไม่สนใจ เลือกที่จะเดินหนี แต่ทว่าเธอก็คว้าแขนของฉันไว้ 'เพราะฉันกับเทมโปมีความลึกซึ้งมากกว่าคำว่าเพื่อน..."เธอยกยิ้มสีหน้าเย้ยหยันใส่ '...ก่อนเธอด้วยซ้ำ'ฉันก้มหน้าเม้มปากทั้งสองไว้แน่น รู้สึกเจ็บที่ใจเอามาก ๆ คืนนั้นฉันพลาดเองที่บอกรักเขา และทำให้ทุกวันนี้ฉันต้องตกอยู่ในสถานะเบ้และนางบำเรอของเขา 'ฉันไม่โกรธเทมโปหรอกนะที่เขาจะนอนกับใครต่อใคร เพราะสุดท้ายแล้วหลังจากเรียนจบเราจะแต่งงานกัน''มีเรื่องจะพูดแค่นี้..ก็ปล่อยแขนฉันได้แล้ว'ฉันเอ่ยด้วยน้ำเสียงราบนิ่ง'เธอมันก็แค่เพื่อน..ที่ไม่มีค่ากับเทมโปเลย เอ๊ะ! มีสิ มีไว้ใช้งาน คิกคิก'พูดจบ หญิงสาวที่ฉันเคยคิดว่าเป็นเพื่อน ก็ปิดปากหัวเราะชอบใจ ฉันไม่รอให้เธอปล่อยแขนจึงสะบัดออกแล้วรีบเดินออกมา "เมื่อเรียนจบ..ฉันก็ขออย่าได้พบเจอกับพวกเธอเช่นกัน"ฉันกัดฟันพูดขึ้นแล้วกำหมัดแน่น ก่อนที่จะลงมือตรวจรายงานของชายหญิงสองคนนั้นหลังเลิก
last updateLast Updated : 2025-07-22
Read more
(7)ตาม
ตาม(เธอจะได้รับผลที่ขัดคำสั่งฉัน และเธอจะต้องจำมันไปจนตาย!)คำพูดของเทมโปทำให้ฉันรู้สึกว่าหัวใจสั่น ๆ หวาดกลัวอยู่เหมือนกัน เพราะน้ำเสียงเขาดูจริงจังแฝงความโกรธอย่างที่ไม่เคยเป็น"...."ฉันนิ่งไม่ได้ปริปากพูดอะไรออกไป(เตรียมตัวไว้ล่ะกัน!)เสียงคำขู่จบลง เทมโปก็กดวางสายไปฉันจ้องไปที่หน้าจอโทรศัพท์พร้อมกับพ่นลมหายใจออกมาพรืดใหญ่อย่างเอือมระอากับคนที่มักจะเอาแต่ใจก๊อก ก๊อก ก๊อก"ออร์แกน ทำอะไรอยู่"นั่นเป็นเสียงแม่ฉันที่พูดขึ้นอยู่ที่หน้าประตูห้อง."แต่งตัวอยู่ค่ะ"ฉันขานกลับไปแต่ไม่ได้ไปเปิดประตูให้ท่าน"เร็ว ๆ หน่อยนะพ่อกับแม่รออยู่""ค่ะ แกนจะรีบตามไป"พูดจบ ก็มีเสียงฝีเท้าบางเดินออกไป จากนั้นฉันก็รีบแต่งตัวทันทีพอออกมาจากลิฟต์ก็เห็นพ่อกับแม่รออยู่ที่ล็อบบี้ทั้งคู่เห็นฉันก็ลุกขึ้นจากโซฟา"อยากกินอะไรเป็นพิเศษไหม"พ่อเอ่ยถามเมื่อฉันเดินมาถึง."อะไรก็ได้ค่ะ แล้วแต่พ่อกับแม่เลย"ฉันพูดพร้อมกับยิ้มหวานให้ท่าน จากนั้นพวกเราก็พากันออกมาจากโรงแรมมุ่งตรงไปยังร้านอาหารที่แถวชายหาดพอมาถึงพนักงานก็พาฉันไปที่โต๊ะซึ่งบรรยากาศดีมาก ระหว่างที่ฉันกวาดสายตาไปรอบ ๆ ร้านก็ได้สบตากับชายหนุ่มคนหนึ่ง ซึ่งเขา
last updateLast Updated : 2025-07-22
Read more
(8)ปราบพยศ
ปราบพยศระหว่างรับประทานอาหารฉันรู้สึกค่อนข้างอึดอัดอยู่ไม่น้อยเมื่อมีสายตาคมกริบแฝงความดุดันจ้องมาที่ฉันบ่อย ๆ"จะอยู่เที่ยวด้วยกันไหมเทมโป"นั้นเป็นเสียงพ่อฉันจึงทำให้สายตาคมกริบที่มองฉันละไปที่พ่อ"ผมมีงานที่ต้องทำ..."หันมาที่ฉันแวบนึงก่อนจะหันกลับไปที่พ่อ"...และที่ผมมาวันนี้เพื่อมาขออนุญาตคุณน้าทั้งสอง"พ่อแม่ฉันขมวดคิ้วมองหน้ากันก่อนจะหันไปที่เทมโป"มีอะไรเหรอ"แม่เอ่ยถาม"คือผมจะขอตัวออร์แกนไปช่วยงานน่ะครับ"ตึก ตัก ตึก ตัก หัวใจฉันเกิดเต้นแรงขึ้นมาทันที"งานอะไรเหรอครับ"ภิสิงห์พูดขึ้นทำให้เทมโปหันไปมองเขาด้วยสีหน้าไม่สบอารมณ์"ทำไมผมต้องบอกคุณด้วย...มันเป็นเรื่องของผมกับออร์แกน"ส่งสายตาดุมาที่ฉันหลังพูดจบ"ผมก็แค่อยากรู้ ยังไงก็ขอโทษด้วยที่ถาม"ภิสิงห์พูดจบแล้วลอบหายใจเบา ๆ"แกนอยากอยู่เที่ยวกับพ่อแม่น่ะค่ะ"ฉันรวบรวมความกล้าแล้วพูดขึ้น ทำให้เทมโปมองมาที่ฉันแล้วขบกรามแน่นจนเห็นเส้นเลือดปูดโปนที่ขมับ คงไม่พอใจสินะที่ฉันปฏิเสธ"งานที่ฉันให้เธอมันสำคัญมากนะ"เขากัดฟันพูดกับฉัน สีหน้าเอาแต่ใจ"เท่านี้แกนรู้มารายงานก็ทำเสร็จเรียบร้อยหมดแล้วไม่ใช่เหรอ"ฉันสวนกลับอย่างไม่เกรงกลัว พอกันทีฉันย
last updateLast Updated : 2025-07-22
Read more
(9)ปราบพยศ2 nc++
ปราบพยศ2"ทะ เทมโป"ฉันเอ่ยด้วยน้ำเสียงสั่นเทาหึ"เขาแค่นเสียงหัวเราะแล้วปาเสื้อที่ขาดทิ้งลงพื้นอย่างไม่ใยดี ก่อนจะสอดมือเข้าไปที่ด้านหลังของฉันหยุดนะ!"ฉันพยายามขัดขืนแล้วตวาดใส่เขา"เธออยากจะเก็บชั้นในไว้อยู่ไหม หึ้ม?"เทมโปเลิกคิ้วถามด้วยสีหน้าอย่างผู้ชนะ"..."ฉันสบตาเขานิ่งด้วยหัวใจที่เต้นระรัว"ถ้าอยากจะเก็บมันไว้ก็อย่าขัดขืน...ไม่งั้นฉันก็จะฉีกมันซะ"น้ำเสียงที่แข็งกร้าวและสีหน้าที่เอาเรื่องทำให้ฉันก็ชะงักแล้วปล่อยให้ชายบนร่างจัดการถอดเสื้อผ้าฉันออกมาอย่างง่ายดายจากนั้นร่างกายฉันก็เปลือยเปล่าอยู่บนโซฟาด้วยน้ำตาคลอเบ้า ฉันไม่สามารถสู้รบอะไรกับเขาได้เลยจริง ๆ"อื้อออ"เทมโปใช้ลิ้นร้อนได้หยอกล้อที่ปลายยอดปทุมถันฉันอย่างมูมมามและรุนแรงจนฉันรู้สึกเจ็บแปลบ ๆ"เทมโปเบา ๆ หน่อย..."ยังพูดไม่จบประโยคเขาก็ชะงักแล้วช้อนตาจ้องขึ้นมามองฉันด้วยสายตาดุดัน"ฉันกำลังจะทำให้เธอจำว่าถ้าพยศกับฉันแล้วจะต้องเจอกับอะไร"ชายหนุ่มร่างสูงผมสีทองหยัดกายขึ้นแล้วปลดกระดุมเสื้อออกทีละเม็ดอย่างใจเย็น ด้วยสายตาที่เล้าโลมเรือนร่างฉันตั้งแต่หัวจรดปลายเท้า"ออร์แกนเธอก็สวยดีนะ..น่าเสียดายที่ฉันมองเธอเป็นได้แค่เพื่อน"พ
last updateLast Updated : 2025-07-22
Read more
(10)ดูถูก
ดูถูกหลังจากเทมโปพูดจบก็ไม่มีใครแสดงความคิดเห็นอะไรออกมา ดูแล้วพ่อกับแม่ฉันคงไม่ได้อยากจะไปนั่นแหละ พอทานมื้อเช้าเรียบร้อย พวกเราก็ออกมาจากโรงแรมเพื่อไปนั่งเล่นรับลมริมหาด ระหว่างทางก็ได้เจอกับภิสิงห์ที่กำลังเดินมาพอดี"สวัสดีครับ"เขายกมือไหว้ทักทายพ่อแม่ก่อนที่จะหันมายิ้มให้ฉัน ในขณะที่เทมโปยืนมองเขาด้วยสีหน้าไม่เป็นมิตร"สวัสดีจ๊ะ"แม่ตอบกลับแล้วคลี่ยิ้มบาง ๆ"เอ่อ..เรื่องที่ผม...""พวกเราไม่ไป"เป็นเทมโปที่แทรกพูดขึ้น"ยัยแกนอยากไปหรือเปล่าล่ะ"พ่อหันมาถามฉัน โดยไม่ได้สนใจคำพูดของเทมโป"เอ่อ...""ถ้าอยากไปก็ไปเถอะ พ่อกับแม่แก่แล้วไม่ชอบนั่งเรือเวียนหัว"แม่พูดเสริมขึ้น ระหว่างที่พ่อแม่พูดเทมโปก็จ้องมาที่ฉันด้วยสายตาคมกริบแฝงดุดัน"ไปกับพี่นะ..พี่อยากให้แกนไปด้วย"นั่นเป็นภิสิงห์พูดด้วยน้ำเสียงสุภาพ"ไม่ต้องไปนะ"ทุกคนหันขวับไปที่คนพูด"มันอันตรายผมเป็นห่วงออร์แกนน่ะครับ"เขาหันไปพูดกับพ่อแม่"ถ้าเป็นห่วงคุณก็ไปด้วยกันสิครับ"เทมโปหันไปที่ภิสิงห์ด้วยสีหน้าไม่สบอารมณ์"ทำไมผมต้องไป""ถ้าคุณไม่ไปก็อย่ามาห้ามออร์แกนเลย...."พูดจบก็หันไปที่พ่อกับแม่ฉัน"...ผมสัญญาว่าจะดูแลออร์แกนเป็นอย่างดีครับ
last updateLast Updated : 2025-07-22
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status