Contoh Teks Humor

He thought he had his life figured out—until the boy he buried in the past walked back in. Dorian Keene was once the golden boy of high school—famous, feared, and cruel. And Caspian Vale? Just the quiet nerd with a birthmark... and a target on his back. But beneath Dorian's bullying lay a truth he couldn’t face: he was terrified of how much he wanted the boy he was supposed to hate. Years later, Dorian’s world is in shambles. Penniless, grieving, and sick, he lands a miracle job—working under a Tech Mogul who turns out to be none other than Caspian. Only this Caspian is powerful, untouchable... and very much engaged to a woman. Dorian tries to keep his distance. Caspian, for all appearances, is straight. But fate has a twisted sense of humor, and buried sparks are reignited—this time under the harsh light of adulthood, secrets, and slow-blooming desire neither man can afford. As Dorian’s hidden illness grows deadlier, and Caspian's mask begins to crack, a single kiss will force them to ask: Can a man who thought he was straight handle the truth of who he’s always been... before it’s too late?

Meski sudah menikah, keluarganya tak pernah berhenti mengintimidasi dan meminta uang kapan saja, sementara orang-orang yang iri selalu berusaha menjatuhkan Hana. Mulai dari teror lewat pesan teks berantai, maupun bullyan verbal saat Hana muncul di ruang publik. Hingga suatu hari, sebuah rahasia akhirnya terbongkar kalau ternyata orangtua yang selama ini merawat Hana bukanlah orangtua kandungnya.

She is a Lady, but she spews profanities like they were made for her. She is what you would call....A F*cking Lady. ....••••••.... Zylith Sanders was a mundane teenager until one-day she was sucked into a wash basin and somehow ridiculously ended up in a feudal world without her beloved games and movies. To make matters worse, she was sold off by slave traders to the horrid Noble house of Ronales as a petty maid. But that was not the end of her worries, Dear Zylith, the feminist had a long struggle ahead of her when she meets the mighty King of this feudal kingdom and becomes his pretend consort. With a king that likes to poke deadly humor at her, and a bamby girl who wanted nothing to do with the ancients. How will the poor teenage feminist cope with only her sarcastic mouth to rely on! Just dive in and read on to find out Zylith Sander's romantic plight.

When the Wanix Enchanters and the Luan Pack ended their alliance decades ago, the Wanix took their magic and made their own kingdom. Zelda is the newly appointed Empress of Gynem who leads with ease, humor and sarcasm. Meanwhile the Luan Pack is led by the ever confident Alpha Hunter. When half his pack is slaughtered, they seek refuge in Gynem in order to restore their once powerful alliance with the Wanix. Upon meeting, Zelda and Hunter immediately get off on the wrong foot, but with the dreaded Aleni threatening to take over their land, they must work together to save everything they hold dear. Can they overcome differing opinions, poor flirting and a tempting Beta in order to save their land or are they doomed?

“Nak, bukan begitu caranya….” Setelah mengalami kecelakaan, anak tiriku jadi seperti anak kecil berusia tujuh delapan tahun. Suamiku ingin meneruskan garis keturunan, jadi dia mencarikan istri untuk anaknya, seorang gadis yang juga mengalami keterbatasan dalam perkembangan mental. Namun, mereka berdua terlalu polos, sama sekali tidak tahu cara menjalani kehidupan suami istri. Aku yang harus mengajari menantuku, bahkan sampai harus memberi contoh langsung pada anak tiriku….

Bagi Alena, menikah adalah keputusan terbaik yang pernah ia buat dalam hidupnya. Apalagi jika menikah dengan orang yang kamu cintai. Ansen adalah contoh nyata laki-laki paling beruntung di dunia. Ia menikahi gadis kaya dengan milyaran aset serta memiliki sifat yang lembut dan pengertian. Tapi, menikah tak pernah semulus itu. Selalu ada kerikil yang akan menghalangi mereka. Cinta, benci, kemarahan, dan balas dendam selalu menjadi momok menakutkan dalam sebuah hubungan. Bagaimana kisah keduanya? Terlebih salah satu dari mereka menyimpan dendam.

"Ketika cinta berubah menjadi luka, dan pengorbanan dibalas dengan pengkhianatan. Dini, seorang istri yang berjuang keras demi suami yang ia cintai, terjebak dalam perjanjian dengan majikannya demi biaya pengobatan. Namun, kebenaran yang terungkap menghancurkan dunianya—uang yang ia kirimkan digunakan untuk mahar pernikahan suaminya dengan sahabatnya sendiri. Dibuang oleh keluarga dan suaminya, Dini harus bangkit dari kehancuran. Akankah ia mampu menemukan kembali harga dirinya di tengah luka pengkhianatan ini? Sebuah kisah menyayat hati tentang cinta, pengorbanan, dan kekuatan seorang perempuan."

"Jadi, apa yang kamu mau?" Mauryn mencoba untuk terdengar tegar meskipun dia gugup. Felix menatapnya lekat dengan senyum tipis menghiasi wajahnya. "Aku? Aku hanya ingin memastikan bahwa aku tidak akan menjadi pecundang lagi, dan kamu tidak mempermalukanku lagi seperti saat itu." ——— Mauryn Alexandra Devina tak sengaja memergoki pacarnya yang berselingkuh dengan seorang wanita di belakangnya. Hatinya hancur mengetahui orang yang paling dia percaya justru mengkhianatinya. Untuk melupakan kesedihannya, Mauryn memutuskan untuk menyambangi sebuah kelab malam. Malam yang dimulai dengan alkohol dan hentakan musik itu justru malah membuat Mauryn berakhir di kamar hotel bersama seorang pria yang tak asing baginya. Karena panik dan malu, Mauryn memutuskan untuk kabur dari hotel. Namun, Mauryn harus menghadapi kenyataan mengejutkan ketika dia kembali bertemu dengan pria dari malam itu yang  ternyata adalah CEO baru perusahaan tempatnya bekerja, Felix Nathaniel Mahardika. Bagaimana Mauryn bisa menghadapinya? Felix adalah senior kampus yang dulu pernah dia tolak di depan umum dengan alasan konyol!

ความบังเอิญนำพาให้หัวใจสองดวงมาใกล้ชิด ท่ามกลางกลิ่นหอมหวานของขนมที่เชื่อมโยง... แต่ความรักที่เบ่งบานกลับต้องเผชิญหน้ากับกำแพงแห่งฐานะ และความไม่พอใจจากคนรอบข้าง

The moment Ava saw the word "DIVORCE" printed in bold letters, her stomach twisted into a painful knot. For a second, her brain refused to process it. "You... you're joking," she managed to say, her voice barely above a whisper, her throat dry like sandpaper. "I'm not."