تصفية بواسطة
تحديث الحالة
الجميعمستمرمكتمل
فرز
الجميعشائعتوصيةمعدلاتتحديث
Tamparan Sang Kakak

Tamparan Sang Kakak

Saat hendak pergi dari restoran milik adikku, tiba-tiba aku dipanggil oleh manajernya, “Permisi kak, kamu belum bayar.” Melihat wajah asing itu, aku pikir dia karyawan baru yang belum mengenalku. Jadi, aku menjelaskan dengan ramah, “Tagihkan ke bos kalian saja, dia tahu.” Manajer itu pun menatapku dengan jijik, “Kak, restoran kami ini michelin bintang tiga. Kami nggak pernah ada sistem utang seperti itu.” Usai bicara, dia menyerahkan selembar tagihan yang sudah dicetak. Aku menunduk dan melirik, sekali makan harganya satu miliar. Biaya perawatan alat makan yang kinclong, enam puluh juta. Biaya pembersihan udara khusus, seratus juta. Biaya layanan penenang suasana hati tamu VIP, dua ratus juta. Dan banyak biaya aneh lainnya lagi. Aku bahkan tidak tahu adikku membuka bisnis gelap seperti ini. Aku sampai tertawa kesal di tempat, “Aku ini kakaknya Pak Oscar. Kalau ada masalah, suruh dia pulang dan bicarakan denganku.” Namun, dia tetap mengeyel, “Makan saja nggak mampu bayar, masih sok kenal dengan Pak Oscar segala.” Aku langsung mengirim pesan ke sekretaris, [Tolong bilang ke adikku, pecat perempuan ini atau aku tarik investasinya.]
قصة قصيرة · Realistis
1.9K وجهات النظرمكتمل
قراءة
أضف إلى المكتبة
SECRETARY DAN CEO

SECRETARY DAN CEO

Kholis don't panic
Dua tahun sebelumnya ...,Beberapa majalah bisnis yang mencatut nama perusahaanya tercetak dan beredar di seluruh Ibukota. Berita-berita ekonomi dan bisnis menyuarakan namanya dan mengagungkan perusahaannya. Bahkan media elektronik juga tak luput memberitakan tentangnya. Perkembangan Artha Group semakin melesat menembus kejayaan yang di impikan Aditya. Menempati jajaran sepuluh perusahaan properti yang merajai industri pembangunan di Indonesia, membuat pria itu nampak bangga dengan hasil yang ia peroleh dari tahun ke tahun. Tak tanggung-tanggung, jumlah aset yang sudah dimiliki perusahaan Aditya sampai detik ini berkisar 58,76 trilliun dan hal itu terus meningkat dari tahun-tahun sebelumnya yang mencapai 57,65 trilliun. Hal ini membuat perusahaannya menjadi salah satu perusahaan yang di rekomendasikan dalam pembangunan apa pun di beberapa wilayah. Selain itu, nampaknya kejayaan Aditya tak hanya di Indonesia. Perusahaan cabang yang berada di Perancis juga membuahkan hasil yang sama dengan induk perusahaannya. Aditya masih menatap sebuah majalah bisnis yang mencetak nama dan perusahaannya di sampul depan untuk edisi minggu ini. Hal itu menjadi tolak ukur atas keberhasilannya kembali dalam memanajemen apa yang sudah ia bangun beberapa tahun lalu. "Permisi, Pak Aditya," sapa Sandra—sekretaris pribadi sekaligus kepercayaan Aditya—yang saat ini sudah berada tepat di depan meja kerja pria itu. "Ya, Sandra ...," tanggap Aditya. "Hari ini, ada beberapa jadwal wawancara yang sudah saya susun untuk Bapak. Untuk hari ini ada dua perusahaan media massa yang bertandang ke kantor nanti jam sepuluh. Bagaimana, Pak? Pak Aditya bisa menemuinya sendiri?"Akan tetapi, bukannya pria itu mendengarkan ucapan sang sekretaris, justru ia menatap Sandra dengan lekat. Menatap kecantikam sekretarisnya itu yang semakin hari semakin terpancar begitu saja."Pak? Pak Aditya?" tegur Sandra."Memangnya di sini ada siapa selain aku dan kamu?" Sandra memandang netra lelaki itu dan seo
Romansa
8.813.9K وجهات النظرمكتمل
قراءة
أضف إلى المكتبة
PENGANTIN PENGGANTI

PENGANTIN PENGGANTI

"Hei, apa-apaan kamu? Siapa kamu?" teriak gadis yang sedang di tarik tiba-tiba oleh orang tidak di kenal begitu dia memasuki sebuah cafe. "Pleaseee, sebentar aja. Tolong bantuin aku sebentar ya Dek. Sepuluh menit, Lima menit, nggak ... nggak, dua menit," ujar pria muda yang menarik lengannya dengan wajah memelas. "Aku sedang terdesak dan tidak tahu harus minta tolong siapa lagi, tolong ya, Dek," ujar pria itu lagi karena dia di pelototin oleh gadis muda yang sembarang dia tarik. Karena tak kunjung di jawab, dengan keberanian yang datang entah dari mana, dia mendekat dan berbisik mengatakan maaf. Tangannya membelai rambut gadis itu dan mendekatkan bibirnya ke puncak kepala itu dan menciumnya. Entah apa tujuannya, tapi dia terlihat seolah-olah sedang memberi kekuatan pada gadis yang sedang di landa kebingungan itu. "Apa yang k--?" "Sttt, tolong berpura-puralah jadi kekasihku. Aku akan membalasnya dengan apapun yang kamu minta setelah ini. Aku lagi di awasi, sorry ya udah lancang pegang kepala kamu," jawab pria itu dengan nada penuh permohonan dan suaranya sangat halus dan terdengar tulus saat meminta maaf. "Lancang bangat malah," gumam gadis itu setelah mengingat bahwa selain di pegang dan di elus, kepalanya juga di cium. Dan sekarang, tangannya di gandeng tanpa permisi dengan begitu erat karena si pria juga khawatir gadis random yang di seretnya kabur tiba-tiba sebelum acara inti dari pencomotan random ini di mulai. "Sorry, nama kamu siapa, Dek?" "Ella!" "Tian, Sebastian," jawab pria itu nyaris berbisik walau gadis bernama Ella itu tidak menanyakan balik namanya. Pintu VIP di dorong dan Ella langsung berkeringat dingin begitu melihat beberapa orang sedang duduk melingkar di sebuah meja perjamuan yang cukup luas. Pria dan wanita, tua dan muda, semua mata menatap pada mereka yang baru saja menapakkan kaki di ambang pintu. "Mami, ini Ella. Pacar Tian."
Romansa
186 وجهات النظرمستمر
قراءة
أضف إلى المكتبة
السابق
12
امسح الكود للقراءة على التطبيق
DMCA.com Protection Status