Apakah Bon Clay Mati

Di kehidupan lalu, suamiku tiba-tiba mengalami pendarahan otak dan meninggal. Dia juga meninggalkan sejumlah besar utang. Demi putraku yang masih SMA, aku menjual rumah yang diwariskan orang tuaku dan bekerja 3 pekerjaan untuk membayar utang. Setelah terlalu banyak bekerja, aku jatuh sakit dan akhirnya masuk rumah sakit. Di samping ranjang pasien, putraku yang sudah diterima di universitas bergengsi malah menelepon dengan gembira. “Halo? Ayah, ini aku. Wanita ini sudah mau mati. Aku ada belikan asuransi untuknya. Kita setidaknya bisa dapat kompensasi 10 miliar. Kamu dan Bibi Susi cepat kembali dari luar negeri.” Bibi Susi yang dimaksudnya adalah teman semasa kecil dan juga tetangga suamiku. Ternyata, yang disebut utang itu adalah hasil pencucian uang dalam jumlah besar yang dilakukan suamiku dan kekasih gelapnya. Demi menutupinya, mereka membuat pembukuan palsu, bahkan berpura-pura mati untuk menghindari tanggung jawab hukum. Sementara itu, demi menjadi anak orang kaya, putraku membiarkanku mati karena kelelahan. Saat membuka kembali mataku, aku sudah kembali ke hari di mana suamiku berpura-pura mati.

Setelah mendaki sampai ke puncak gunung, aku mengalami hipotermia. Kedua teman masa kecilku yang pernah bersumpah untuk melindungiku dengan nyawa mereka malah sama sekali tidak melirikku. Yang satu sibuk mengeluarkan semua pakaian untuk membungkus tubuh Lucia, yang satu lagi sibuk menggunakan tubuhnya untuk menghangatkan Lucia. Aku kedinginan sampai penyakit jantungku kambuh. Ketika aku memohon pada mereka untuk menolongku, mereka malah langsung murka. “Chloe Winata! Kenapa kamu masih saja cemburu di saat-saat seperti ini! Kalau dingin, ya lari beberapa putaran sana!” “Setelah pulang nanti, kami akan belikan kamu 100 jaket bulu. Tapi sekarang, kamu nggak boleh rebutan sama Lulu!” Untungnya, ketika tim penyelamat tiba, aku berhasil diselamatkan meskipun nyawaku sudah di ujung tanduk. Selama seminggu aku diopname di rumah sakit, mereka tidak datang menjengukku. Dari postingan sosial media, aku baru tahu bahwa mereka sibuk merayakan pesta ulang tahun Lucia. Persahabatan belasan tahun ini sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan senyuman seorang putri sopir. Aku pun menelepon ayahku. “Ayah, aku bersedia nikah sama putra Keluarga Januar.”

Suamiku memberiku gelang batu giok setiap kali dia berselingkuh. Setelah empat tahun menikah, aku sudah menerima 99 gelang dan memaafkannya 99 kali. Kali ini dia pergi dinas selama tiga hari dan kembali dengan membawa gelang giok hijau kekaisaran bernilai puluhan miliar rupiah. Aku tahu sudah waktunya aku mengajukan gugatan cerai dengannya.

Hujan deras datang tanpa henti, banjir mulai menggenangi parkiran bawah tanah, dan aku segera menghubungi pacarku. "Tolong aku … Wibi, aku terjebak di parkiran! Pintu darurat terkunci!” Suara Wibi di telepon terdengar kesal, "Yuni, cukup sudah! Kucing Maya naik ke pohon dan nggak bisa turun. Kami sedang sibuk sekarang!" Dia menutup telepon tanpa peduli permohonanku, membawa tim penyelamat terdekat untuk menyelamatkan seekor kucing, dan meninggalkanku tanpa jalan keluar.

Teka-teki yang harus dipecahkan, tiap huruf penentu kalau kau akan hidup atau mati. Sejak kejadian kala itu, mengajarkan aku berbagai aspek kehidupan. Salah satunya, mencintai dunia gaib hingga masuk ke dalamnya.

“Mbak ... aku hamil anak suamimu.” Tes pack di tangannya seperti belati yang menusuk tepat ke jantungku ... garis dua yang kuimpikan selama lima tahun pernikahan. Dadaku sesak, air mata mengaburkan pandanganku. Aku menatap Mas Alvin yang kini masih menunduk, berharap ia akan membantahnya. “Mas … aku mau cerai,” ucapku terbata, suaraku bergetar. Perlahan, ia mengangkat wajahnya. Senyum tipis terukir di bibirnya—bukan senyum dari orang yang pernah kucintai. “Aku nggak bakal ngelepasin kamu, kecuali ... kamu mati.”

Daru mendapati bahwa anak perempuannya menemukan sebuah boneka. Boneka itu terlihat lucu dan menggamaskan. Namun, Daru menemukan sebuah keanehan di mana kemunculan boneka itu bertepatan dengan kasus yang rumit di mana rekan-rekannya di kepolisian meninggal dengan cara yang mengenaskan. Apakah hubungan antara kasus pembunuhan dengan boneka itu?

Flora Argentine is ReedStone pack’s little loner and glad to be so. Everyone ignores her existence but not because she’s some glasses bearing, baggy clothes wearing nerd, but because her elder brother is the beta of the pack and no one wants to be involved with her. But Flora is perfectly fine with everyone avoiding her as she makes her way towards her last year at the university and leads a simple life without any complications or hardships...or does she? Clay Scotsman is the most popular guy in town and the ladies love him, which isn’t a problem since he loves them right back. The future Alpha of the pack, he has the looks of a Greek God and is a smooth talking charmer who always gets what he wants...except for Flora Argentine. He’s been obsessed with Flora for a very long time, but he dismisses it as simple physical attraction until one day he decides to with it and comes after Flora with all the charm he can master. But once he’s had a taste of her, he finds it nearly impossible to let her go. But Clay and Flora both know that they’re not mates and are dreading the day of Clay’s 28th birthday when he ultimately finds his mate. Is he going to leave her forever for a bond decided upon by the Gods? Or is he going to reject his mate to be with the girl he loves more than life itself? And what will happen when Clay’s mate claims him as hers?

"So you're the famous journalist who goes around snooping out for information from celebrities, huh?" "Y..yes," I managed to utter. Apart from being the man I am going to be interviewing, no one knew he's the reason I've been getting wet dreams almost every night for the past five years. "Who do we have here, brother?" I quickly turned my gaze to the direction of the person who had just spoken, only to be met by three other guys, who looked exactly like the man in front of me. Rumour has it that he lived many lives, and that is exactly what I came to find out, but seeing these three other men looking like another him, I became confused to the point my knee suddenly gave up, instantly. "Hey, hold it in, pretty boy, we won't bite." One of them said, wrapping his arm around my waist just when I was about to fall to the ground. "E.. excuse me, w..who are you?" I asked while staring at all four of them. "You mean, I, or the four of us?" Turstin asked in a deep husky voice. "I think he's confused!" The one holding me said allowed. "Well, we are the Barclay brothers, pretty boy, and my name is Thale," the one holding me said. "Since you want to interview Turstin, we can make you the most famous journalist for free, by letting you interview the four of us," the one standing beside Turstin said. "But that comes with a price, Pretty boy." I took a quick glance at the last one who seemed like he was the youngest of all four. Gael has a secret, and so does the Barclay brothers. What will happen when these secrets find their way out in the open?

Mandy Willem, the beloved Alpha daughter of the Snowridge Pack, finds her world upside down when her mate, Matthew, betrays her trust after the return of his manipulative ex. Heartbroken, Mandy rejects him and flees, only to have a one-night stand with a stranger—later revealed to be Lucas King, the masked Alpha of the powerful Black Moon Pack. When she discovers she's pregnant, Mandy is forced into a marriage. But over time, love blooms between her and Lucas.